Pecahan Benua Purba Ditemukan di Tempat Terpencil Sekitar Kanada

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Rabu, 30 September 2020 | 23:09 WIB
Es yang menyelimuti Fjord di Pulau Baffin (Nisrina Darnila)

Nationalgeographic.co.id - Lempeng Bumi terus bergerak dan mengubah-ubah rupa Bumi yang terdiri dari benua dan pulau-pulau. Berbagai teori dan bukti mengenai keberadaan benua-benua purba, seperti Pangaea, Gondwana, atau Laurasia, telah banyak dipublikasikan. 

Kini, para ilmuwan dari University of British Columbia menemukan sisa-sisa pecahan benua dari jutaan tahun lalu. Para ilmuwan mengungkapkan bahwa Pulau Baffin memiliki ikatan yang belum diketahui yang membentang yang berasal dari jutaan tahun yang lalu pada satu proses geologis yang cukup lama.

Analisis ini dilakukan dari sampel batuan beku yang diambil dari pengeboran tambang berlian di Provinsi Chidliak Kimberlite, Kanada, yang berada di bagian selatan Pulau Baffin. Batuan tersebut diidentifikasi memiliki tanda-tanda mineral yang tidak pernah diduga para peneliti akan keberadaannya.

“Kimberlites seperti roket bawah tanah yang mengambil penumpang dalam perjalanan menuju ke permukaan,” terang Maya Kopylova, ahli geologi dari University of British Columbia dalam Science Alert. “Para penumpangnya adalah bongkahan batuan padat yang membawa banyak rincian di kondisi yang jauh di bawah permukaan planet kita dari waktu ke waktu.”

Baca Juga: Sekelompok Primata Diduga Telah Berlayar dari Benua Afrika ke Amerika

Kelompok penelitian tersebut mengatakan bahwa batu dari Kimberlite ini terbentuk di kedalaman bawah tanah sekitar 150 kilometer yang kemudian didorong ke permukaan oleh kekuatan geologis dan kimia.

Kemunculannya di bawah Pulau Baffin modern adalah akhir dari gerakan penyebaran geologis kuno yang terjadi sekitar 150 juta tahun yang lalu selama pergerakan lempeng benua North Atlantic Craton.

Meskipun demikian, North Atlantic Craton terpecah-pecah jutaan tahun lalu, Semenanjung Hall Pulau Baffin adalah tempat yang sebenarnya tidak diharapkan adanya temuan mineral untuk pecahan lempeng tersebut. Sebab North Atlantic Craton hanyalah mencakup pesisir Skotlandia, Labrador, dan Greenland.

Agar mengetahui penemuan mereka, kelompok peneliti tersebut menggunakan sejumlah teknik analisis geologi pada 120 sampel batuan xenoliths yang diambil dari Provinsi Kimberlite.  Hasilnya ternyata menunjukan bahwa penemuan batuan di provinsi tersebut sangat mirip dengan batuan North Atlantic Craton dari Greenland Barat.

"Kami menyimpulkan bahwa lapisan di Chidliak menunjukkan keidentikan dengan hanya satu blok lapisan kratonik yang berdekatan, North Atlantic Craton," tulis para peneliti pada laporannya di laporan jurnal Petrology.

“Dengan sampel-sampel ini, kami dapat merekonstruksi bentuk-bentuk benua kuno berdasarkan batuan mantel yang lebih dalam," tutup Kopylova.