Penelitian: Makan Cabai Mengurangi Risiko Serangan Jantung dan Stroke

By Daniel Kurniawan, Selasa, 31 Maret 2020 | 09:52 WIB
Cabai memiliki banyak manfaat. (YelenaYemchuk/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Selama bertahun-tahun, cabai telah dipuji karena sifat terapeutiknya. Kini, para peneliti menemukan fakta bahwa makan cabai secara teratur dapat mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung dan stroke.

Dilakukan di Italia, di mana cabai adalah bahan masakan yang umum dipakai, penelitian ini membandingkan risiko kematian pada 23 ribu orang. Beberapa di antaranya kerap makan cabai dan yang lain tidak. 

Status kesehatan dan kebiasaan makan partisipan dipantau selama delapan tahun. Hasil studi yang dipublikasikan pada Journal of American College of Cardiology tersebut, menunjukkan bahwa risiko kematian akibat serangan jantung 40% lebih rendah pada mereka yang mengonsumsi cabai setidaknya empat kali per minggu. 

"Dengan kata lain, seseorang dapat mengikuti diet Mediterania yang sehat, tetapi bagi mereka semua cabai memiliki efek perlindungan," kata Marialaura Bonaccio, pemimpin penelitian sekaligus ahli epidemiologi di Mediterranean Neurological Institute (Neuromed).

Baca Juga: Benarkah Mandi dengan Air Hangat Lebih Baik untuk Kesehatan Jantung?

Licia Iacoviello, direktur departemen epidemiologi dan pencegahan di Neuromed yang juga seorang profesor di Universitas Insubria di Varese, menjelaskan bahwa khasiat cabai telah diturunkan melalui budaya makanan Italia.

"Dan sekarang, seperti yang telah diamati di Tiongkok dan di Amerika Serikat, kita tahu bahwa berbagai tanaman dari spesies capsicum--meskipun dikonsumsi dengan cara yang berbeda di seluruh dunia--dapat mengerahkan tindakan perlindungan terhadap kesehatan kita," kata Iacoviello.

Saat ini, para peneliti berencana menyelidiki mekanisme biokimia seperti apa yang membuat cabai baik bagi kesehatan manusia.

Baca Juga: Tidak Dapat Mencium Bau dan Mengecap Rasa Bisa Menjadi Gejala COVID-19

Ian Johnson, seorang ahli nutrisi di Quadram Institute Bioscience di Norwich, Inggris, memuji studi tersebut sebagai "penelitian observasional berkualitas tinggi" untuk "metode yang kuat."

Namun, ia mengatakan, tidak ada mekanisme perlindungan yang diidentifikasi. Para ilmuwan juga tidak menemukan bahwa makan lebih banyak cabai memberikan manfaat kesehatan tambahan.

"Jenis hubungan ini menunjukkan bahwa cabai mungkin hanya penanda untuk beberapa faktor diet atau gaya hidup lain yang belum diperhitungkan tetapi, untuk bersikap adil, ketidakpastian semacam ini biasanya hadir dalam studi epidemiologi, dan penulis mengakui hal ini," kata Johnson.