Homo antecessor, Manusia Purba Kanibal Tertua Berusia 800 Ribu Tahun

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Selasa, 7 April 2020 | 11:21 WIB
Fosil Homo antecessor yang ditemukan di Spanyol. ()

Nationalgeographic.co.id - Para arkeolog menemukan fosil dari kelompok manusia purba yang janggal. Mereka menduga bahwa fosil tersebut dipotong serta mengalami keretakan, dan tampaknya dimakan oleh sesama manusia. Fosil ini diperkirakan berusia 800 ribu tahun dan para peneliti menyebutnya sebagai Homo antecessor.

Temuan ini berasal dari studi para peneliti dari University of Copenhagen yang berkolaborasi dengan National Research Center of Human Evolution (CENIEH). Mereka menyatakan bahwa Homo antecessor adalah Homo tertua di Eropa yang kemungkinan nenek moyang dari Neanderthal, Denisova, dan manusia modern. Hasil pengamatan juga menyimpulkan bahwa Homo antecessor tidak lain adalah spesies ‘sepupu’ kita, sebagaimana hubungan kita dengan Neanderthal.

"Analisis protein kuno memberikan bukti hubungan yang erat antara Homo antecessor, kita (Homo sapiens), Neanderthal, dan Denisovan," kata Frido Welker dari University of Copenhagen, yang menjadi asisten peneliti pada makalah yang dipublikasikan di Nature

“Hasil kami mendukung anggapan bahwa Homo antecessor adalah kelompok saudara dari Homo sapiens, Neanderthal, dan Denisovan,” ungkapnya.

Baca Juga: Sebelum Membeku dan Tertutup Es, Antartika Dipenuhi Hutan Hujan

Para peneliti menggunakan teknik spektrometri massa untuk mengurutkan protein purba dari email gigi sebagai sampel untuk kemudian mengklasifikasikan posisi Homo antecessor di pohon evolusi manusia.

"Banyak dari apa yang kita ketahui sejauh ini didasarkan pada hasil analisis DNA purba, atau pada pengamatan bentuk dan struktur fisik fosil. Karena degradasi kimiawi DNA dari waktu ke waktu, DNA manusia tertua yang diambil sejauh ini tidak lebih dari sekitar 400 ribu tahun,” kata Enrico Cappellini peneliti utama dari Globe Institute, University of Copenhagen.

Rahang fosil Homo antecessor. ()

Baca Juga: Studi: Manusia Neanderthal Pecinta Seafood dan Nelayan Handal

Para peneliti menggunakan metode paleiproteomis untuk mempelajari protein yang ada. Dengan metode tersebut, para peneliti dapat mengidentifikasi protein spesifik untuk menguak genetika fosil yang menjadi sampel.

"Penelitian ini tonggak menarik dalam palaeoproteomis. Menggunakan spektrometri massa canggih, kami menentukan urutan asam amino dalam sisa-sisa protein dari enamel gigi Homo antecessor. Kita kemudian dapat membandingkan sekuens protein purba yang kita 'baca' dengan yang lainnya. Misalnya dengan Neanderthal dan Homo sapiens, untuk menentukan bagaimana mereka terkait secara genetis,” ungkap Jesper Velgaard Olsen yang menjadi rekan penelitian ini.