Studi: Kumbang Daun Berpotensi Lidungi Jutaan Orang Dari Hay Fever

By Aditya Driantama H, Kamis, 23 April 2020 | 12:07 WIB
Kumbang daun (Ophraella communa). ()

Nationalgeographic.co.id - Jika kecintaan pada alam bebas ‘diganggu’ oleh mata gatal dan pilek, mungkin Anda tertarik untuk bertemu serangga kecil yang bernama kumbang daun. Meskipun lebih kecil dari biji apel, penelitian baru menunjukkan bahwa memasukkan kumbang ini ke alam liar bisa menjadi kunci untuk mengurangi gejala demam pada jutaan orang.

Hay fever atau alergi serbuk bunga disebabkan oleh reaksi berlebihan sistem kekebalan terhadap serbuk sari tanaman. Beberapa orang dapat mengalami reaksi alergi terhadap berbagai jenis serbuk sari, termasuk serbuk sari rumput, serbuk sari pohon, dan serbuk sari gulma.

Baca Juga: Terancam, Megafauna Laut Benar-benar Bisa Punah Pada Seabad Mendatan

Namun, dari serbuk sari besar dan kecil, salah satu penyebabnya adalah tanaman yang dikenal sebagai ragweed biasa (Ambrosia artemisiifolia), yang merupakan sumber utama hay fever  untuk setidaknya 13,5 juta orang di Eropa saja. Berasal dari Amerika, tanaman ini baru saja ‘menjajah’ hingga 30 negara di seluruh dunia, dan penyebarannya akan meluas dengan meningkatnya suhu yang disebabkan oleh perubahan iklim. Kini, sebuah penelitian baru telah menawarkan solusi untuk mengurangi gulma serbuk sari ini.

Berdasarkan jurnal yang dipublikasikan lewat Nature Communications, para ilmuwan mengusulkan gagasan untuk memperkenalkan dan menyebar kumbang daun (Ophraella communa) ke dalam banyak bagian hutan liar yang dapat secara signifikan mengurangi serbuk sari dengan memakan ragweed biasa dan bertindak sebagai kontrol biologis.

Ragweed biasa (Ambrosia artemisiifolia). ()

Untuk menilai seberapa banyak kumbang daun dapat mengurangi serbuk sari, para peneliti memodelkan total musiman serbuk sari ragweed di Eropa selama tahun 2004 - 2012, sebelum penyebaran kumbang daun, dan memasangkannya dengan data kesehatan terperinci dari suatu daerah di Perancis tenggara. Ini memberi mereka gagasan yang jelas tentang seberapa sensitif orang dalam populasi Eropa terhadap serbuk sari ragweed, dan berapa banyak yang bisa mendapat manfaat dari hilangnya tanaman tersebut. Mereka kemudian melihat data ini bersama informasi tentang bagaimana populasi kumbang daun dapat mempengaruhi tingkat serbuk sari ini dalam kisaran mereka.

Cukup dengan menyebarkan kumbang daun ke bagian-bagian baru Eropa, para peneliti memproyeksikan lebih dari 2 juta orang dapat terbebas dari gejala-gejala hay fever, yang pada akhirnya dapat menghemat lebih dari € 6,4 miliar dalam biaya perawatan kesehatan setiap tahun.

Baca Juga: 'Kamera Paus' Tunjukan Perilaku Paus Bungkuk Betina Menyusui Anaknya

Dilansir dari laporan lewat EurekAlert, Urs Schaffner, ketua penelitian, berkata bahwa studi ini memberikan bukti bahwa dampak ragweed pada kesehatan manusia dan ekonomi sejauh ini sangat diremehkan. Tetapi kontrol biologis oleh Ophraella communa mungkin mengurangi dampak ini di beberapa bagian Eropa.

"Kami awalnya tidak yakin apakah kumbang daun itu bermanfaat atau berbahaya. Tes laboratorium menunjukkan bahwa itu mungkin berbahaya bagi bunga matahari. Namun uji lapangan di Cina dan Eropa tidak dapat mengkonfirmasi temuan ini," kata Heinz Müller -Schärer, penulis studi dari University of Fribourg.