Hadiah untuk Kemuliaan Bumi, Kendati Bumi Tak Pernah Memintanya

By National Geographic Indonesia, Rabu, 13 Mei 2020 | 22:48 WIB
Penggunaan produk ramah lingkungan di setiap rumah akan berdampak signifikan terhadap pengurangan bahan pencemar pada Bumi. (RomoloTavani/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id— Sabtu dan Minggu, tangal 30-31 Mei 2020, Saya Pilih Bumi berkolaborasi dengan Kota Tanpa Sampah akan mengadakan program berjudul “Hadiah untuk Bumi”. Program dimaksudkan untuk menyebarkan gerakan perubahan perilaku yang ramah lingkungan dengan membeli produk–produk ramah lingkungan.

Salah satu persoalan akbar di Bumi adalah sampah. Setiap hari, penduduk Indonesia menghasilkan 0,3 sampai 0,5 kilogram sampah per orang. Komposisi sampah organik 50-60 persen. Sedangkan sumber terbesar berasal dari rumah tangga yakni 45 persen menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Baca Juga: Mimpi dan Harapan Ranitya Nurlita, Pegiat yang Aktif di Lingkungan

Produk ramah lingkungan ini terdiri atas setengah liter sabun lerak cair, sabun batangan dari kelor dan sereh serta loofah yang dapat digunakan untuk mencuci dan membersihkan tubuh. Program ini selain untuk membantu orang–orang yang ingin mengubah gaya hidup menjadi ramah lingkungan, juga untuk membantu perekonomian para pengrajin lokal dan petani Indonesia.

Program “Hadiah untuk Bumi” ini juga memberikan dua kelas daring gratis bagi siapapun. Kelas daring yang terdiri atas dua sesi pada Sabtu dan Minggu selama 1 jam 30 menit. Pematerinya dari teman–teman Kota Tanpa Sampah sebagai pembicara dengan tema “Strategi Tiga Pintu” dan “Tata Kelola Sampah Skala Komunitas”.

Untuk Sobat Bumi yang ingin bergabung dalam program ini, silahkan klik di bit.ly/hadiah-untuk-bumi dan kita akan belajar bersama di hari Sabtu dan Minggu ini.

(Saya Pilih Bumi)