Ilmuwan Ungkap Bukti Hubungan Parasitisme Tertua yang Pernah Ditemukan

By Gita Laras Widyaningrum, Senin, 8 Juni 2020 | 15:13 WIB
Jejak parasit yang menempel pada cangkang brakiopoda. (Nature)

Nationalgeographic.co.id – Para ilmuwan di Tiongkok berhasil menggali bukti fosil dari makhluk seperti cacing berumur 512 juta tahun yang membatasi pertumbuhan intervertebrata laut—memberikan bukti paling awal tentang hubungan parasitisme.

Organisme kuno tersebut merupakan kleptoparasit--artinya ia mengambil makanan dari inangnya. Etsa dari hewan berbentuk tabung terawetkan dengan baik pada fosil brakiopoda di Maotianshan Shales, spot paleontologi di provinsi Yunnan, Tiongkok Barat Daya.

Makhluk itu hidup selama periode Kambrium, sebuah masa di mana kehidupan belum menjajah tanah kering. Tanaman mikroskopis, mikrob, dan intervertebrata dengan exo skeleton termasuk trilobita dan arthropoda, adalah beberapa bentuk dominan kehidupan laut, bersama dengan organisme bercangkang yang dikenal sebagai brakiopoda.

Baca Juga: Monumen Tertua dan Terbesar Peninggalan Suku Maya Terungkap

Peneliti studi yang dipublikasikan pada jurnal Nature, berpendapat bahwa munculnya parasit semacam itu berperan pada apa yang disebut “letusan Kambrium”, peristiwa munculnya bentuk kehidupan baru dalam waktu super cepat yang terjadi setengah miliar tahun lalu.

Zhang Zhifei, ahli paleobiologi dari Northwest University menjadi pemimpin studi fosil tersebut bersama dengan para ilmuwan lain dari Swedish Museum of Natural History and Macquarie University.

Zhang mengungkap ratusan cangkang brakiopoda yang dilapisi hewan-hewan seperti cacing. Brakiopoda kecil memiliki jumlah yang sedikit. Namun, pada cangkang yang besar, jumlah cacing mencapai selusin atau lebih—menunjukkan hubungan parasitisme.

Makhluk seperti cacing tersebut terbukti memberikan gangguan, karena mereka meletakkan ‘jangkar’-nya ke brakiopoda untuk mencari tumpangan.

Para peneliti mengatakan, apa yang mereka temukan merupakan bukti parasitisme nyata karena salah satu pihak menimbulkan efek biologis negatif yang jelas pada inangnya.

Baca Juga: Makanan Terakhir Dinosaurus Terungkap Berkat Sisa-sisa di Perutnya

Diketahui bahwa brakiopoda yang bebas dari “tempelan” makhluk tersebut, tumbuh dengan ukuran yang lebih besar. Ini menunjukkan bahwa organisme yang berbagi makan dengan brakiopoda, membatasi asupan nutrisi mereka.

“Brakiopoda yang memiliki cacing pada cangkang mereka mengalami penurunan biomassa dan kebugaran,” tulis para peneliti dalam studinya.  

Para ilmuwan yakin, penemuan ini menjadi bukti hubungan inang-parasit yang tertua. “Munculnya parasit tersebut memiliki dampak penting pada evolusi makhluk hidup kala itu—berkontribusi pada apa yang dikenal sebagai letusan Kambrium,” pungkas mereka.