Nationalgeographic.co.id - Ketika berpergian ke suatu tempat baru, tentu kita berharap akan menemukan kedamaian. Galapagos, adalah salah satu tempat terbaik untuk mendapatkannya.
"Galapagos adalah tempat favorit saya di planet ini! Saya sangat beruntung bisa mengunjungi pulau-pulau ini lebih dari sekali," tulis Suzanne Kiser di laman nathab.
Selama tur di Kepulauan Galapagos pertamanya, Suzanne terpesona oleh keindahan alam yang menawan, satwa liar yang berlimpah, dan sejarahnya yang kaya.
Baca Juga: ‘Kota Hantu’ di Bawah Air Ini Bisa Terlihat Lagi Tahun Depan
Baginya, setiap pulau di Galapagos, Ekuador, menawarkan sesuatu yang unik dalam sejarah geologis dan ekologisnya. Kita tidak akan melihat binatang, burung, atau tumbuh-tumbuhan liar tertentu di pulau mana pun.
"Ada beberapa satwa liar Galapagos (seperti anjing laut) yang akan Anda lihat hampir di mana-mana, saya masih kagum pada setiap pertemuan dengannya," ucap Suzanne.
Di Kepulauan Galapagos, ada tiga ekosistem utama: daratan, pesisir, dan laut. Pada tahun-tahun El Nino, ekosistem menunjukkan perilaku mereka yang khas. Di zona terestrial, yang mendominasi adalah hujan lebat--memiliki efek positif pada hewan dan tanaman di zona ini.
Sebaliknya, di zona laut dan pesisir, air yang tinggi serta hancurnya rumput laut, menyebabkan iguana laut kelaparan dan mereka tidak dapat bereproduksi.
Baca Juga: Diduga Punah 100 tahun lalu, Kura-kura Ini Muncul di Galapagos
Organisme di Galapagos semuanya berasal dari organisme yang dibawa oleh arus laut, udara atau burung. Karena jarak antara Galapagos dan daratan, sebuah evolusi yang tak tertandingi telah terjadi.
Lebih jauh lagi, mereka adalah sumber teori evolusi Darwin (1809-1882) dan masih tetap menjadi laboratorium yang menakjubkan bagi para ilmuwan saat ini. Untuk menghormatinya, mereka membangun Stasiun Charles Darwin untuk membiakkan lebih banyak Kura-kura Raksasa. Di pulau ini pula lah, George Lonesome yang terkenal, tinggal sampai dia mati.