Pengasaman Laut Arktika Semakin Buruk dan Mengancam Rantai Makanan

By Gita Laras Widyaningrum, Kamis, 25 Juni 2020 | 14:25 WIB
Matahari terbit di pagi hari di Arktika. (Florian Ledoux)

Nationalgeographic.co.id – Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa pengasaman di Laut Arktika diperkirakan akan semakin memburuk akibat penyerapan karbon dioksida (CO2) dalam jumlah besar. Peningkatan CO2 menyebabkan perairan utara yang dingin menjadi lebih asam. Pada akhirnya, itu menyebabkan pembusukan hewan laut bercangkang keras seperti kerang dan “kupu-kupu laut”.

Air laut menyerap CO2 sebagai bagian dari siklus iklim alami. Menurut NOAA Carbon Program, itu memicu serangkaian reaksi kimia yang mengurangi pH konsentransi air laut dan ion karbonat.

Moluska, terumbu karang, dan krustasea menarik ion karbonat ini dari air laut untuk menciptakan cangkang kerasa mereka. Dengan kata lain, penurunan level ion membuat cangkang mereka melemah seiring berjalannya waktu. Mengingat hewan-hewan ini memainkan peran penting pada dasar rantai makanan di laut, maka dampaknya bisa berpengaruh hingga tingkat predator.

Baca Juga: Langit Terlihat Bersih Selama Pandemi, Apakah Emisi Berkurang?

Untuk memastikan penelitian mereka, para peneliti dari University of Bern menggunakan model iklim saat ini. Mereka menyimulasikan bagaimana formasi laut dalam Arktika dan “inventaris karbon”-nya akan berubah berdasarkan permukaan air.

Penyimpanan karbon antropogentik regional yang lebih besar dan pengasaman laut diperkirakan akan bertambah buruk.

Samudra Arktika akan menyerap 20% CO2 lebih banyak jika tingkat pemanasan terus meningkat. Ini akan menyebabkan penurunan kalsit di akhir abad dan memperparah perubahan iklim.

“Peristiwa tersebut mengarahkan ke pengasaman laut secara substansial, terutama pada kedalaman 200 hingga 1.000 meter. Ini memiliki implikasi penting pada rantai makanan ikan-ikan besar dan mamalia laut yang bergantung pada hewan-hewan kalsium karbonat,” papar Jens Terhaar, anggota kelompok pemodelan laut dari Oeschger-Centre for Climate Change Research di University of Bern.

Baca Juga: Setengah Daratan di Bumi Masih Bisa Diselamatkan dari Kerusakan

Para peneliti menyimpulkan bahwa temuan ini memiliki "implikasi besar" bagi ekosistem laut Arktika yang sensitif dan sudah rentan akibat dampak perubahan iklim dan aktivitas manusia.

Habitat yang tersedia untuk spesies kunci kemungkinan akan terus menurun--memengaruhi semua tingkat jaring makanan. Pengasaman dinyatakan "secara negatif mempengaruhi pertumbuhan, kelangsungan hidup, dan perilaku" spesies penting.