Observatorium Pencari Tanda Kehidupan Alien Mengalami Kerusakan

By Gita Laras Widyaningrum, Kamis, 13 Agustus 2020 | 14:08 WIB
Observatorium Arecibo mengalami kerusakan. (University of Central Florida)

Nationalgeographic.co.id – Salah satu observatorium astronomi paling terkemuka di dunia mengalami kerusakan.

Pada Senin (10/8) lalu, kabel setebal 3 inci (76 mm) di Observartorium Arecibo putus—menghancurkan 30 meter piringan reflektor dari teleskop radio di Puerto Rico ini, dilansir dari Science Alert.

Observatorium Arecibo baru saja dibuka kembali setelah penutupan sementara akibat badai tropis Isaias. Kala itu, kabel yang mendukung platform logam juga putus.

Kini, observatorium harus ditutup kembali. Menurut keterangan University of Central Florida, co-operator teleskop, saat ini para teknisi sedang memeriksa kerusakannya. Belum jelas bagaimana kabel bisa putus dan apakah peristiwa ini masih berkaitan dengan badai Isaias.

Kabel yang putus dan mengakibatkan kerusakan. (Arecibo Observatory)

Baca Juga: Rover Mars Ini Punya Teknologi Pembuat Oksigen dari Karbon Dioksida

Diketahui bahwa para astronom kerap menggunakan teleskop di Observatorium Arecibo untuk mempelajari asteroid berbahaya saat mereka terbang melewati Bumi. Ini dilakukan untuk mengidentifikasi batuan luar angkasa di jalur tabrakan lebih awal sehingga diharapkan bisa melakukan intervensi sebelum mereka menghantam Bumi.

Selain itu, para ilmuwan juga menggunakan Arecibo untuk mencari tanda kehidupan ekstraterestrial. Pada 1974, Arecibo menunjukkan sinyal paling kuat yang pernah dikirim Bumi untuk berkomunikasi dengan alien.

Kemudian, pada 2016, teleskop ini mendeteksi semburan radio cepat pertamanya—tanda sinyal misterius dari luar angkasa.

Observatorium Arecibo. (Wikipedia)

Baca Juga: Jarang Terjadi, Peneliti Temukan Dua Meteorit dalam Waktu Dua Minggu

Putusnya kabel juga merusak enam hingga delapan panel di Gregorian Dome: bagian yang memfokuskan radiasinya pada titik-titik di luar angkasa yang ingin dipelajari astronom.

“Kami punya tim ahli untuk mengatasi situasi ini,” terang Fransisco Cordova, direktur Observatorium Arecibo.

"Fokus kami adalah memastikan keselamatan staf serta melindungi fasilitas dan peralatan yang ada di observatorium sehingga dapat beroperasi penuh secepat mungkin dan kembali membantu ilmuwan di seluruh dunia,” pungkasnya.