AVONTUR DARING: Merarik, Tradisi Melarikan Anak Gadis Usai Acara Pinangan

By National Geographic Indonesia, Jumat, 23 Oktober 2020 | 21:56 WIB
Salah satu rangkaian mararik dalam tradisi pernikahan di suku Sasak. Tradisi merari’ diawali dengan pinangan oleh pihak laki-laki ke pihak perempuan pada malam hari. Gadis yang dipinang kemudian dibawa lari untuk dijadikan sebagai istri. Di era modern seperti saat ini, budaya merarik masi lestari. (Samana)

Nationalgeographic.co.id—Lombok. Bagian dari untaian Kepulauan Sunda Kecil. Selat Lombok memisahkan pulau ini dengan Bali dan Sumbawa. Apa tradisi yang masih lestari di sudut Lombok?Desa Sade merupakan tempat tinggal suku Sasak, suku asli Lombok. Desa ini berlokasi di daerah Rembitan Kecamatan Puju, Lombok Tengah. Menariknya suku Sasak  memiliki  tradisi yang masih lestari hingga kini: ‘Merarik’.Merarik adalah budaya kawin lari dalam tradisi Suku Sasak. Merarik memiliki makna yaitu keberanian bertanggung jawab, keteguhan mewujudkan pernikahan dan penyelesaian perkara melalui musyawarah.  Tradisi ini diawali dengan pinangan oleh pihak laki-laki ke pihak perempuan pada malam hari. Gadis yang dipinang kemudian dibawa lari untuk dijadikan sebagai istri.

Baca Juga: Tiga Gili yang Memukau di Lombok

(Saya Pejalan Bijak)

Kaus Saya Pejalan Bijak dalam bahasa Lombok: Tiang Palampak Solah. (Saya Pejalan Bijak)
Di era modern seperti saat ini, budaya merarik masi lestari. Banyak muda-mudi Suku Sasak yang masih melestarikan tradisi ini. Akhir pekan ini, Sabtu, 24 Oktober, Saya Pejalan Bijak bersama kawan-kawan dari Samana akan menyelengarakan Avontur Daring dengan Tajuk “Akhir Pekan Bersama Lombok” Budaya Merarik Masih Lestari Hingga Kini. Saya Pejalan Bijak merupakan sebuah gerakan perjalanan lestari dari National Geographic IndonesiaSilakan mendaftar melalui pranala
bit.ly/spbtravelweek9Salam jalan, Kawan jalan!