Nationalgeographic.co.id—Dengan memacu sepeda motor, tim National Geographic Indonesia berkelana mengunjungi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB) di Sukabumi. Wilayah Bodogol ini masih termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP).
Di Bodogol, ada tanaman cantik bernama hoya. Termasuk ke dalam suku Asclepidaceae, hoya adalah tanaman berbunga yang biasa menjadi tanaman hias gantung karena bisa tumbuh menjalar. Kini, hoya menjadi salah satu potensi sumberdaya hayati yang terdapat di TNGGP. Setidaknya terdapat sepuluh spesies hoya di taman nasional ini, dan sebagian besar spesies itu hidup di Bodogol.
Selain bisa menyaksikan cantiknya hoya, di Bodogol tim juga beruntung bisa mendengar senandung owa jawa bahkan melihat mereka bergelantungan dari pohon ke pohon. Owa jawa ini adalah hewan yang dijuluki sebagai pesinden rimba karena suara nyanyiannya yang indah.
Baca Juga: Video: Menikmati Wisata Air Situ Jatijajar di Taman Kaldera Depok
Dari Bodogol, tim kemudian mengunjungi Situgunung, lokasi ekowisata lainnya di Sukabumi. Sesuai namanya, Situgunung adalah danau yang berada di gunung. Lokasinya terimpit perbukitan. Apabila kita mengecek ketinggian tempat ini dengan gawai, layarnya akan menampilkan angka sekitar 1.100 meter. Danau seluas 3,5 hektare ini menghasilkan mata air sendiri. Menurut Kepala Resort PTN Situgunung, setidaknya terdapat 29 individu lutung budeng yang menghuni tepian danau ini.
Yang ikonik dari kawasan Situgunung adalah keberadaan Jembatan Gantung Situgunung yang merupakan jembatan gantung terpanjang di Asia Tenggara. Panjangnya 240 meter dan ketinggian dari lantai hutan 127 meter. Dua bukit yang dihubungkan jembatan gantung ini masih menyisakan hutan pohon damar. Setidaknya masih ada 6.700 pohon damar di Situgunung.