Para Peneliti Akhirnya Berhasil Menanam Tumbuhan di Luar Angkasa

By Fadhil Ramadhan, Sabtu, 19 Juni 2021 | 09:00 WIB
Rekonstruksi 3S dari tanaman kapas yang berhasil tumbuh di bulan. (Chongqing University)

Nationalgeographic.co.id—Tiongkok mencatat sejarah baru dengan mendaratkan pesawat ruang angkasa Chang'e-4 pada 'sisi gelap' bulan. Misi tersebut juga merupakan eksperimen pertama dengan menanam tumbuhan di bulan.

Astronot membawa ke permukaan bulan sebuah mini-biosfer yang disebut Lunar Micro Ecosystem (LME). Kondisi di dalam biosfer silindris yang kecil ini mirip dengan yang ada di Bumi, kecuali gaya berat mikro dan radiasi kosmiknya.

Mereka membawa bibit kentang, ragi, gulma, kapas, dan lain-lain. Namun, semua tumbuhan mati dengan cepat, kecuali kapas. Sekarang, rekonstruksi 3D baru menunjukkan bahwa tanaman kapas tumbuh bukan hanya sehelai, tetapi dua helai daun.

Untuk apa NASA menanam tumbuhan di luar angkasa?

Hal tersebut dirasa perlu jika NASA atau badan antariksa lainnya ingin meluncurkan misi jangka panjang. "Membawa beberapa multi-vitamin saja tidak akan cukup untuk menjaga kesehatan astronaut saat mereka menjelajahi luar angkasa," tulis NASA. "Mereka akan membutuhkan makanan segar." Nutrisi dalam suplemen dan makanan siap saji akan hilang seiring waktu, bahkan radiasi dapat mempercepat proses tersebut. Jadi, menanam produk segar akan memberi astronaut akses ke nutrisi yang lebih segar, dan rasa makanan yang lebih enak. 

Dan bila astronaut berhasil menanam tanaman di pesawat luar angkasa, mereka tidak perlu lagi membawa banyak makanan siap saji ke dalam pesawat. Selain itu, ada juga manfaat psikologis dari menanam tumbuhan di luar angkasa.

"Kami sudah tahu dari para astronaut sebelum kami, bahwa bunga dan taman yang segar di International Space Station menciptakan suasana yang indah. Kami membawa sebagian kecil Bumi bersama kami dalam perjalanan ini," tulis NASA. "Mereka baik untuk kesejahteraan psikologis kita di bumi pun di luar angkasa." NASA juga tertarik untuk menjadikan makan di luar angkasa sebagai pengalaman yang menyenangkan bagi para astronot. Peneliti lain sedang mengeksplorasi bagaimana makan di luar angkasa dapat memenuhi kebutuhan emosional astronaut, dan juga bagaimana mengatasi fenomena khusus untuk perjalanan ruang angkasa, seperti hilangnya indra penciuman.

Kebutuhan pangan yang tercukupi tentu membuat para astronaut dapat lebih terfokus pada penelitian dan ilmu pengetahuan. "Pada akhirnya, kami tidak khawatir tentang kebutuhan sel-sel otot," kata ahli gizi NASA Scott Smith kepada Eater. "Kami khawatir tentang manusia."

Sayangnya tumbuhan kapas akhirnya mati karena suhu dingin setelah sekitar dua minggu. Hasilnya menunjukkan bahwa percobaan tersebut sedikit lebih berhasil dari yang diperkirakan sebelumnya. Ini merupakan pertama kalinya terdapat tanaman yang dapat tumbuh di bulan.

Pemimpin eksperimen, Xie Gengxin dari Technology Research Institute Chongqing University, tidak berencana untuk menerbitkan makalah ilmiah apa pun atas penelitian ini. Namun dia berharap untuk terus mempelajari berbagai bentuk kehidupan yang bisa bertahan di bulan.