Terpagut ular

By , Selasa, 22 Januari 2013 | 13:20 WIB
"Ular berbisa itu mati; si bocah akan bertahan hidup," tulis keterangan foto yang diterbitkan dalam National Geographic edisi Oktober 1943 ini. "Di Kasauli, Pegunungan Himalaya, terdapat Central Research Institute yang memproduksi serum untuk mengatasi gigitan ular dan rabies. Sejak identitas russel's viper (Daboia russelii atau ular bandotan puspa) diketahui [sang ayah, di kiri, memegang bangkai ular itu], bocah yang ketakutan itu memiliki kesempatan sembilan banding satu menuju kesembuhan." Klinik India itu khusus memproduksi serum antibisa dan rabies. Selama Perang Dunia II, klinik tersebut ditugasi memproduksi segala jenis penawar dalam jumlah yang cukup besar untuk penggunaan militer dan sipil. Gigitan ular yang sangat banyak ditemukan di berbagai wilayah di Asia ini terkenal sebagai salah satu yang paling mematikan.