Penyelam air es
By , Selasa, 18 Juni 2013 | 12:25 WIB
Rhian Waller meneliti karang laut-dalam selama sepuluh tahun melalui tingkapan dan transmisi video yang dikirim dari kapal selam robot sekitar satu kilometer di bawah permukaan laut. Karang merupakan fondasi ekosistem yang kian rusak akibat pukat nelayan.
Sayangnya, tidak banyak yang diketahui para ilmuwan tentang bentuk kehidupan yang lambat berkembang ini karena begitu sulit dijangkau. Beberapa tahun yang lalu, beberapa spesies karang tersebut muncul di perairan dangkal di fyord Alaska. Satu-satunya masalah bagi ahli biologi 34 tahun dari University of Maine ini: Dia tidak bisa menyelam.
Ya, memang kondisinya sangat ekstrem. Suhu air biasanya 1-1,5 derajat Celsius. Lima menit saja berada di dalam air, kepala dan tangan sudah tidak terasa lagi. Pada musim panas, saat gletser mencair, arus sangat deras. Jarak pandang juga terkadang sangat rendah, akibat endapan yang dibawa gletser.
Anda terbenam dalam air es. Tidakkah Anda merasa takut? Saya bohong kalau mengatakan tidak pernah merasa takut. Suatu kali saat menyelam, jarak pandang demikian parah sampai-sampai saya tidak bisa melihat siku sendiri. Saya sedang menuruni dinding vertikal fyord sambil berpegang pada tabung rekan-menyelam.
Lalu saya melepaskannya untuk mengambil tas sampel. Saya hanya berpaling sebentar, tahu-tahu teman tersebut lenyap. Mendadak saya tidak bisa melihat apa-apa—dinding, tangan, kaki semua tidak terlihat. Telinga mulai berbunyi akibat barotrauma.