Pemburu Ular

By , Selasa, 18 Juni 2013 | 14:41 WIB
ZOLTAN TAKACS telah terpikat oleh ular sejak kanak-kanak dan bermukim di Hongaria, hingga kini. Sebagai pakar racun, dia sudah menjelajahi lebih dari seratus negara dan menangkap ribuan reptilia, mengumpulkan bisa, menapisnya untuk diteliti apakah dapat dijadikan obat penyelamat jiwa. Padahal, dia sendiri alergi terhadap bisa. Apakah Anda ingin mati dengan cara tertentu? Begini, saya mencintai hidup saya dan tidak ingin mati. Saya punya keluarga yang amat saya cintai. Dan saya harus berhati-hati karena sudah tiga orang rekan saya tewas dipatuk ular. Harapan saya tentu saja saya selalu selamat. Pernahkah Anda dipatuk ular? Enam kali, dan semuanya karena kesalahan saya. Pertama kali saat usia saya baru 15 tahun. Yang terakhir kali di kawasan Amazon Brasilia pada 2008, tetapi ularnya tak terlalu berbisa. Meskipun begitu, saya pernah mengalami reaksi alergi yang mengerikan di sebuah kawasan terpencil. Apa yang menyebabkan Anda berani menghadapi risiko itu? Sasaran utama saya adalah mengubah racun menjadi obat yang bermanfaat. Racun sudah menghasilkan selusin obat, dan beberapa di antaranya bahkan dapat menyelamatkan jiwa. Jika kita menghadapi serangan jantung mematikan, ada tiga obat pilihan, dan dua di antaranya berasal dari bisa reptilia. Terdapat seratus ribu spesies satwa berbisa yang menghasilkan 20 juta jenis racun. Bayangkan betapa banyaknya yang berpotensi menjadi obat. Seperti apakah hari yang normal di lapangan? Tidak ada hari yang normal. Saya mengunjungi tempat-tempat sangat terpencil di Bumi. Saya tidur di tengah belantara atau di gurun. Tantangannya beragam: mulai dari infeksi hingga buaya, dari perang saudara hingga longsor hingga perompak. Saya pernah dijebloskan ke penjara, dikejar gajah, disembur bisa ular kobra. Dibandingkan dengan kerja lapangan, kerja lab pastilah membosankan. Sama sekali tidak. Kerja lab memberi saya makna tentang kerja lapangan yang saya lakukan. Kami menjadi orang pertama yang menyaksikan ulah alam selama ratusan juta tahun. Kami meneliti hasilnya dan mengutak-atik racun itu untuk dijadikan obat yang bermanfaat. Namun, pertama-tama Anda harus mendapatkan racunnya dulu. Benar sekali. Satu-satunya cara adalah dengan terjun langsung—naik pesawat, menjelajahi belantara, dan mengisi malam dengan berburu ular berbisa.