Parade Gajah Berkelir

By , Senin, 22 Juli 2013 | 14:19 WIB

RAJA-RAJA INDIA—HINDU DAN MUSLIM—TELAH LAMA MENYADARI bahwa mengendarai gajah adalah cara terampuh untuk memamerkan ke­kuasaan. Para raja tampil di hadapan rakyat yang mengelu-elukan mereka di atas punggung gajah, yang gadingnya dihias dengan emas dan perak, dan badan­nya berbalut kain sutra dan beledu.

“Seekor gajah yang ditunggangi raja tampak gagah; seorang raja yang menunggangi gajah tampak ber­wibawa,” salah satu manuskrip sejarah menyebutkan.

Para turislah yang kini menjadi raja, sehingga di Festival Gajah di Jaipur, Rajasthan, gajah-gajah tidak menjadi tunggangan dalam upacara resmi, tetapi menjadi bintang dalam pertandingan polo, tarik tambang, dan kontes kecantikan. Peserta dalam festival ini adalah binatang-binatang pekerja, yang menghabiskan sebagian besar waktu mereka mengangkut para turis ke Amber Palace, sebuah situs bersejarah di dekat kota itu yang menarik wisatawan dari seluruh dunia.

Pada musim semi lalu, fotografer Charles Fréger mengunjungi Jaipur untuk mengabadikan gajah-gajah dalam keagungan mereka—tampak memikat dalam baluran cat, gelang, dan selimut indah. Gajah-gajah itu menarik minatnya karena di India mereka “kadang-kadang disucikan dan kadang-kadang digunakan seenaknya.”

Dia berhasil mengambil banyak foto, tetapi kemudian festival itu dihentikan, kabarnya karena kelompok-kelompok perlindungan hak-hak satwa menyampaikan keberatan atas perlakuan terhadap gajah-gajah itu.

Sejak dulu, gajah telah menjadi hewan yang dihormati oleh orang-orang India. Hal ini “sangat menolong” dalam melestarikan mereka, ungkap Rachel Dwyer, seorang akademisi Inggris yang melakukan penelitian tentang sejarah kebudayaan gajah India.

“Gajah India bertahan dalam jumlah yang jauh lebih besar daripada gajah-gajah lainnya di Asia.” Ganesha, dewa berkepala gajah, sang penerobos halangan, dipuja sebelum memulai setiap kegiatan. Wanita dikatakan cantik jika berjalan segemulai gajah.

Tetapi, satwa ini menghadapi masa depan yang tidak menentu. Sekitar 3.500 hingga 4.000 ekor gajah ditawan, dan menurut Suparna Baksi Ganguly, mantan anggota Satgas Gajah India, “hampir semuanya akibat kegiatan jual beli satwa liar ilegal.”

Gajah-gajah dalam foto-foto berikut bermukim di Hathi Gaon, sebuah desa di dekat Amber Palace yang dirancang khusus untuk gajah dan pawang mereka. “Tradisi tidak bermakna jika berujung pada penderitaan dan eksploi­tasi,” ujar Ganguly, tetapi “warga India, secara budaya, mencintai, menghormati, dan memberikan pengabdian besar terhadap gajah.”