Sisa Kandasnya Utopia

By , Senin, 23 November 2015 | 06:00 WIB

Adakalanya, di beberapa wilayah pecahan Soviet, fotografer Danila Tkachenko harus menunggu berhari-hari atau malah berminggu-minggu untuk mendapatkan curah salju yang tepat. “Saya butuh banyak hujan salju,” ujarnya. “Ini menciptakan suasana khas dalam foto, semacam... cahaya yang amat tersebar.”

Pada lain waktu, angin menerbangkan salju sehingga menghalangi pandangan, menutupi objek yang hendak didokumentasikan Tkachenko: bangunan, peralatan, dan monumen yang dahulu berdiri sebagai simbol kemajuan dan sekarang tanpa guna. Dari 2012 hingga 2015, ia menghabiskan berbulan-bulan untuk memotret proyek yang dinamainya “Daerah Terlarang”.

Nama itu berasal dari lokasi tempat Tkachenko mulai menggarap seri ini. Pada 1957 tangki limbah nuklir meledak di fasilitas produksi plutonium, menebarkan radiasi di area yang luas. Soviet merahasiakan kecelakaan tersebut saat menangani desa-desa terkontaminasi. Salah satunya Ozyorsk.

Kakek nenek Tkachenko tinggal di Ozyorsk. Pada 2007, kakeknya meninggal akibat efek jangka panjang radiasi. “Kejadian ini, maut yang disebabkan oleh kemajuan, menggugah hati saya,” kata Tkachenko. Karena neneknya masih tinggal di sana, dia mengunjungi kota itu pada 2012 dan memotret.

Pemotretan di Ozyorsk mendorong Tkachenko mencari lokasi dan bangunan lain yang melambangkan upaya menuju kemajuan yang kandas. Dia meneliti, mencari, dan menyambangi tiga negara pecahan Soviet serta Bulgaria untuk memotret “konstruksi raksasa utopis, yang terbengkalai sebelum selesai, atau gagal.”

Di selatan kota Kazan, Rusia, dia memotret kapal pesiar rusak bernama Bulgaria. Pada Juli 2011, dalam badai yang datang tiba-tiba, kapal itu tenggelam di Sungai Volga, menewaskan lebih dari 120 orang, banyak di antaranya anak-anak. Kapal itu diangkat dari dasar sungai dan ditarik ke tepi untuk penyelidikan. Di situlah kapal itu mendekam, bersama tugu peringatan.

Tkachenko juga mengunjungi tugu “pejuang pembebasan”, di dekat kota Voronezh. Monumen itu dibangun di samping pembangkit listrik tenaga nuklir untuk mengobarkan semangat pekerjanya, demikian informasi yang diperolehnya. Sayangnya pembangunannya tidak rampung; pembangkit tersebut tidak pernah beroperasi.

Tkachenko, 25 tahun, mengaku tidak mendapat masalah keamanan saat memotret semua situs tersebut. Namun, bukan berarti perjalanannya tanpa risiko, seperti kemungkinan terkena radiasi atau cedera saat menjelajahi bangunan bobrok.

Pesan proyeknya condong kepada soal kegagalan teknologi secara umum, alih-alih kegagalan bekas Uni Soviet. “Kita tidak boleh berhenti mempertanyakan anggapan umum bahwa kemajuan selalu baik bagi umat manusia,” ujar Tkachenko.