<i>Snorkeling</i> Bersama Presiden

By , Rabu, 1 Maret 2017 | 14:00 WIB

Orang yang melindungi laut lebih luas daripada siapa pun dalam sejarah, merasa sangat nyaman berada di dalamnya. Hal itu langsung terlihat. September silam, hanya beberapa bulan sebelum dia dijadwalkan meninggalkan Gedung Putih, Presiden Barack Obama terjun ke Samudra Pasifik hanya memakai fins, celana renang, masker, dan snorkel. Matahari berkilauan di Kepulauan Midway, setitik terumbu terpencil di antara California dan Tiongkok. Warna-warni pelangi dari gundukan karang dangkal beriak-riak di air jernih. Di sana hadir para konstituen bahari yang biasa—buntana pengunyah ganggang, kakaktua kembang, ikan sagai, bulu babi.

Pagi itu, Obama tiba di Pulau Sand di Midway untuk menunjukkan Monumen Nasional Bahari Papahānaumokuākea yang baru saja diubah pemerintahannya menjadi kawasan lindung terbesar di dunia pada saat itu. Luas hamparan lautnya lebih dari dua kali lipat Prancis. Sebelum berenang, presiden berjalan-jalan dan berbicara tentang ketertarikannya pada dunia laut. Menurutnya, wataknya yang kalem adalah karena dia lahir di Hawaii dan dia “tahu apa rasanya melompat ke laut dan mengerti yang dihadapi penyu saat berenang menentang gelombang.” Tiba-tiba ia ingin kembali ke laut. Fotografer National Geographic Brian Skerry turut diajak.

Mereka berangkat naik kapal dan menambat-kannya pada pelampung jingga di atas karang beras ungu cerah. Midway memukau, tetapi tidak lagi perawan. Selama Perang Dunia II, lebih dari 5.000 orang memadati wilayah seluas enam kilometer persegi ini. Mereka mengeruk terumbu agar bisa dilewati kapal selam dan menebar ranjau laut. Kini, kumbang zamrud yang invasif terbang di antara kayu eru pendatang, yang seabad lalu ditanam sebagai penahan angin. Namun, Midway tidak hanya terasa liar tetapi juga purba, dihuni tiga juta burung, koloni elang laut terbesar di dunia, penyu, lumba-lumba paruh panjang, dan bebek langka.

Obama memasuki laut dangkal, bergerak bersama ikan kepe-kepe kekuningan dan ikan bayan. Anjing laut Monachus schauinslandi yang terancam punah tampak berjemur di dekat situ. Kadang-kadang, sang presiden berdiri di pasir di dekat karang untuk bertanya kepada Skerry dan pemandu. Tetapi, beliau juga sering bergerak sendiri, perlahan-lahan menyelidiki kehidupan di bawahnya atau, sesekali, dengan berenang cepat menikmati sejenak kebebasan sejati.

Saat merasa terkungkung oleh jabatan ke-presidenan, beliau mengenang pendahulu yang dikenal karena upaya konservasinya. “Teddy Roosevelt biasanya pergi ke Yellowstone Park sekitar sebulan, dan tidak ada yang tahu di mana dia berada,” Obama pernah berkata. Roosevelt-lah yang menandatangani Antiquities Act pada 1906 dan menggunakannya untuk melindungi Grand Canyon dan tempat mengagumkan lainnya. Beberapa di antaranya kemudian men-jadi taman nasional. Sementara Kongres meng-alami kemandekan, dan laut mengalami tekanan karena penangkapan ikan berlebih, pencemaran, dan perubahan iklim, Obama menggunakan kewenangan eksekutif yang sama.

Pada konferensi lautan beberapa minggu kemudian, Obama masih terpesona oleh Samudra Pasifik. Dia menyebutkan acara berenangnya untuk menunjukkan ketangguhan laut. “Saya melihat sendiri,” kata Obama. “Bukti kemampuan alam yang luar biasa untuk memulihkan diri, asalkan kita tidak terus-menerus berusaha menghancurkannya.”