Rafflesia patma kembali berbunga

By , Senin, 27 September 2010 | 11:35 WIB

Sudah 160 tahun berlalu sejak Rafflesia patma pertama kali membuka kelopaknya di Kebun Raya Bogor. Awal Juni lalu, hal itu terjadi lagi. Kegemparan pun melanda peneliti hingga petinggi seperti Megawati Soekarnoputri yang ikut bertandang. Untuk menyudahi penantian seratusan tahun dari bunga raksasa yang jadi salah satu ikon negeri itu diperlukan enam tahun kerja keras. Bermula pada 2004, peneliti LIPI Sofi Mursidawati "menginapkan" inang rafflesia asal Ujung Kulon selama beberapa bulan di Pangandaran, rumah R patma. Calon bunga (knop) pun tumbuh saat inang ditanam di Bogor. Namun kondisi itu amat rentan. Angin ribut pada 2006 menumbangkan pohon inang dan genangan hujan dapat membinasakan bakal bunga. Untuk menangkal "bencana", Sofi harus berbasah-basahan menebar pasir dan styrofoam agar knop mengapung kala hujan menggenang. Akhirnya di penghujung 2009 knop bermunculan. Jerih payah selama enam tahun pun membuat dua kuntum mekar. Uniknya, Rafflesia patma mudah mekar di habitat aslinya. "Penyebarannya spesifik," jelas Sofi. Walau masih misteri, beberapa syarat seperti temperatur dan kadar air harus terpenuhi. Bahkan beberapa meter dari tempat rafflesia mekar, di inang yang sama, bisa jadi ia tidak mau tumbuh.Keterangan gambar:Rafflesia patma yang sempat mekar di Bogor pada tahun 1850 dan 1872, tahun ini mekar dengan diameter 30 cm.Oleh Titania FebriantiFoto oleh Reynold Sumayku