Angin surya (solar wind) bisa jadi sumber listrik bagi peralatan luar angkasa. Itu berita lama. Akan tetapi, ketika para ilmuwan di Washington State University ingin mencoba menggunakannya sebagai sumber listrik untuk kehidupan di Bumi, itu berita baru.Sebuah layar berukuran sangat besar dikirim ke angkasa luar untuk memanen energi dari angin surya yang terjadi di luar angkasa. Listrik yang didapat bisa mencapai miliaran gigawatt. Yang jadi masalah adalah cara mengirimkan listrik itu ke Bumi.Layar tersebut memiliki kabel tembaga berdiameter 4 inci dan diarahkan ke matahari. Kabel yang panjangnya antara 980 kaki hingga setengah mil itu menghasilkan medan magnet untuk menangkap elektron yang dihasilkan oleh angin surya.Partikel itu kemudian disalurkan ke sebuah penerima yang akan menghasilkan arus listrik.Sejumlah listrik yang berhasil ditangkap dipakai untuk menenagai layar. Sejumlah lainnya digunakan untuk menghasilkan laser inframerah yang diarahkan ke stasiun luar angkasa atau sumber listrik di Bumi.Masalahnya, layar tersebut berlokasi puluhan juta mil dari Bumi, melewati kemampuan jangkauan sinar laser. Bahkan sinar laser yang paling kuat pun akan tercerai berai pada jarak seperti itu. "Laser akan terburai dengan lebar ribuan mil," menurut John Mankins, Presiden Artemis Innovation, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang tenaga surya. Seperti dikutip New Scientist, Mankins mengatakan kalau lensa yang sangat besar dibutuhkan. "Mungkin 10 hingga 100 kilometer panjangnya," kata Mankins.Tim peneliti pun mengaku mereka harus membuat laser yang lebih fokus sebelum satelit dengan layar itu dapat digunakan. Tapi, ide penelitian ini sangat penting untuk digali lebih dalam.Ilustrasi dari JAXA