Vitamin E ternyata bisa meningkatkan risiko suatu jenis stroke sekaligus menurunkan risiko stroke lainnya. Demikian hasil penelitan sebuah lembaga Inggris, British Medical Journal (BMJ).Penelitian yang dirilis BMJ pada 4 November, menemukan bahwa vitamin E dapat meningkatkan risiko stroke dengan jenis haemorrhagic hingga 22 persen. Satu dari 1.250 orang yang mengonsumsi vitamin E dapat berisiko terkena jenis stroke ini. Namun, tidak dijelaskan pada level berapa vitamin ini berbahaya.Haemorrhagic adalah kasus yang jarang ditemukan. Stroke ini terjadi saat pembuluh yang menyuplai darah ke otak pecah dan menyebabkan kerusakan otak.Hasil penelitian BMJ menunjukkan vitamin E dapat mengurangi risiko stroke jenis ischaemic hingga 10 persen. Berbeda dengan haemorrhagic, ischaemic adalah salah satu jenis stroke yang sering terjadi. Sebanyak 70 persen kasus stroke yang terjadi adalah stroke jenis ini, stroke yang terjadi saat penggumpalan menghambat suplai darah ke otak.Menurut Prof. Dr. dr. Hasbullah Thabrani dari Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, hubungan risiko stroke dan vitamin E terkait dengan karakteristik vitamin itu sendiri. "Pada dasarnya, vitamin E itu meningkatkan kekentalan darah. Jadi, saya rasa itu masalahnya," kata Hasbullah.Dia menekankan sebaiknya hanya orang-orang yang benar-benar membutuhkan yang mengkonsumsi vitamin E tambahan. “Jadi masalah adalah kalau berlebihan. Di Indonesia, banyak iklan yang menunjukkan vitamin E seolah-olah sangat diperlukan, membuat kulit bagus dan sebagainya. Konsumsi tambahan vitamin E perlu konsultasi dengan dokter," jelas Hasbullah. Ia juga menambahkan kalau vitamin E tidak dibuang oleh tubuh. "Hanya vitamin C dan D yang dibuang tubuh melalui urin ketika terlalu banyak dikonsumsi." BMJ pun menyarankan vitamin E dikonsumsi dengan hati-hati. “Mengingat pengurangan risiko ischaemic cukup kecil dan hasil relatif lebih parah ketimbang haemorrhagic, penggunaan bebas vitamin E harus hati-hati,” tulis laporan BMJ.Peringatan BMJ itu diajukan mengingat semakin meningkatnya konsumsi vitamin E karena vitamin E diduga juga mampu melindungi dari penyakit jantung. Vitamin E adalah antioksidan larut lemak yang terkenal mampu menghambat peroksidasi lipid dan memelihara membran sel. Pereoksidasi lipid berperan penting dalam atherogenesis, sebuah proses di arteri. Penyakit jantung biasanya berhubungan dengan atherogenesis.