Penyelamatan kuil Buddha di Afghanistan dikejar waktu

By , Senin, 15 November 2010 | 15:50 WIB

Para arkeolog berkejaran dengan waktu untuk menggali patung-patung dan sisa-sisa kuil Buddha berusia 2.600 tahun di Mes Aynak, Provinsi Logar, Afghanistan. Waktu mereka sangat sempit untuk mencari peninggalan-peninggalan sejarah, sebelum milik tambang perusahaan asal China didirikan.Dari ibukota Kabul, Mes Aynak berjarak sekitar 30 km ke selatan. Terletak di provinsi yang diduga masih menjadi rute transit pemberontak, sekitar 1.500 polisi afghanistan diterjunkan di lokasi tambang dan sekitarnya.Mes Aynak terletak di jalur yang dulu disebut Jalur Sutra, penghubung perdagangan antara Asia dan Timur Tengah. Mes Aynak juga merupakan lokasi dengan cadangan tembaga terbesar kedua di dunia yang belum dieksplorasi. Dalam bahasa setempat, bahasa Dari, Mes berarti tembaga. Menurut sejarah, para penambang zaman dulu menggali tembaga untuk membuat patung dan membangun kuil.Perusahaan China, Metallurgical Group Corp. yang dikenal dengan singkatan MCC, berencana memulai pembangunan pertambangan di Mes Aynak pada akhir 2011. Puing-puing dan stupa yang ada di Mes Aynak kemungkinan besar akan rusak karena pembangunan ini. Berdasarkan kesepakatan tidak formal dengan pemerintah Afghanistan, para arkeolog diberi waktu tiga tahun untuk penggalian penyelamatan ini. Misi para arkeolog dimulai tahun lalu.Hanya sekitar 15 arkeolog Prancis, tiga penasihat asal Prancis, dan beberapa puluh pekerja, bekerja di area seluas 2 km persegi. Ini adalah tim yang cukup kecil. Padahal, diperlukan dua puluh arkeolog dan 100 pekerja untuk bekerja di area seluas dan sekaya Mes Aynak.“Situs itu terlalu besar. Perlu setidaknya 10 tahun untuk penggalian arkeologi. Tiga tahun hanya cukup untuk mendokumentasikan apa yang ada di sana,” kata Laura Tedesco, arkeolog yang dibawa kedutaan besar AS untuk ikut bekerja di Mes Aynak.Philippe Marquis, arkeolog Prancis yang menjadi penasihat dalam proyek ini mengatakan upaya penyelamatan ini dilakukan sedikit demi sedikit dan minimal, karena kurangnya dana dan personel. “Ini mungkin adalah salah satu titik penting di sepanjang Jalur Sutra. Apa yang kami miliki di sini, yang sudah digali, harus cukup untuk memenuhi museum nasional Afghanistan,” ujar Marquis.Menurut Marquis, MCC cukup kooperatif dan membantu para arkeolog. Sementara itu, Abdul Rauf Zaki, arkeolog dalam tim ini yang merupakan orang Afghanistan, menyindir, “Ya, mereka sangat membantu. Mereka ingin membantu, sehingga kami cepat selesai. Mereka ingin kami pergi.”Kompleks kuil telah digali, membuka lorong-lorong dan kamar-kamar yang dihiasi dengan mural dan diisi dengan patung-patung Buddha dari tanah liat. Beberapa patung mencapai tinggi 3 meter. Stupa-stupa setinggi 1,2 hingga 2 meter berdiri di bagian yang dulunya halaman kuil.Sejauh ini, lebih dari 150 patung telah ditemukan. Masih banyak patung yang diduga ada di tempat ini. Tim penggali berharap dapat mengangkat sejumlah patung besar sebelum musim dingin tiba akhir bulan ini. Tapi, mereka membutuhkan krane dan peralatan besar lainnya. Mereka juga kekurangan bahan kimia yang diperlukan untuk mencegah kehancuran patung-patung yang lebih kecil.Janji bantuan dana asing belum terealisasi. Menurut Deputi Menteri Kebudayaan Afghanistan, pemerintah telah mengalokasikan 2 juta dolar AS untuk penggalian dan sedang mengusahakan 5 hingga 10 juta dolar lagi.MCC terus mendesak para arkeolog segera menyelesaikan proyek penggalian. Pada Juli, MCC mengirim surat kepada para arkeolog agar segera mengemasi barang-barang pada akhir Agustus. Kini sudah November, dan penggalian di Mes Aynak berlanjut. Para arkeolog tak tahu pasti kapan perwakilan MCC meminta mereka berhenti. Jadi, mereka tidak memikirkan tenggat waktu dan terus menggaliInvestasi China dalam sektor pertambangan di Mes Aynak bernilai 3,5 miliar dolar.  Pemerintah afghanistan memprediksi keuntungan hingga 1,2 miliar dolar AS per tahun dari pertambangan ini. Menurut Kementerian Pertambangan Afghanistan, di Mes Aynak ada sekitar 6 juta ton tembaga yang bernilai puluhan miliar dolar. Mengembangkan pertambangan dan transportasi terkait akan menciptakan lapangan kerja dan memicu aktivitas perekonomian Afghanistan yang masih berjuang keluar dari perang.Sumber: Associated Press