Infrastruktur listrik & telekomunikasi Mentawai harus lebih baik

By , Jumat, 3 Desember 2010 | 16:33 WIB

Infrastruktur listrik dan telekomunikasi di Kepulauan Mentawai harus diperbaiki demi menunjang sistem peringatan dini terhadap tsunami.
Kondisi infrastruktur yang kurang memadai menjadi salah satu faktor penyebab banyaknya korban yang jatuh saat tsunami di Kepulauan Mentawai 26 Oktober lalu. Demikian dikatakan Ketua Tim Survey pengumpulan data lapangan pasca bencana tsunami Kepulauan Mentawai, Balai Pengkajian Dinamika Pantai Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPDP BPPT),  Widjo Kongko dalam keterangan pers.
Pasokan listrik di Kepulauan Mentawai masih terbatas. Listrik yang bersumber dari pembangkit berbahan bakar diesel hanya beroperasi sampai pukul 21:00. "Setelah itu listrik padam. Bisa dibayangkan ketika gempa Mentawai terjadi malam hari saat listrik sudah dimatikan sehingga masyarakat tidak menerima peringatan terjadinya tsunami," kata Widjo.
Widjo mengatakan ketika tim yang beranggotakan 10 orang dari berbagai institusi dan merupakan gabungan antara pakar dari Indonesia dan Jerman itu melakukan survey pada 21 sampai 28 November 2010, mereka mengalami kesulitan mendapat sinyal ponsel. Ini menunjukkan lemahnya infrastruktur listrik dan telekomunikasi di Kepulauan Mentawai.
Listrik memang sangat vital bagi masyarakat yang tinggal di daerah kepulauan yang rawan gempa dan tsunami. Sebab informasi dan peringatan dini mengenai gempa maupun potensi tsunami disebarluaskan melalui perangkat elektronik seperti radio, televisi, dan ponsel. Bahkan, alarm peringatan dini tsunami pun membutuhkan listrik agar bisa beroperasi.
Meski masyarakat Mentawai sudah memiliki kearifan lokal mengenai tsunami, sudah memiliki pengetahuan mengenai tsunami serta sudah menyiapkan jalur evakuasi, perbaikan infrastruktur listrik dan telekomunikasi tetap diperlukan. "Selain itu, pendidikan terhadap masyarakat mengenai tanggap bencana gempa dan tsunami juga tetap diperlukan agar jatuhnya korban jiwa dapat diminimalisir," terang Widjo.