Lokasi ledakan nuklir Chernobyl dijadikan tempat wisata

By , Kamis, 16 Desember 2010 | 10:48 WIB

Pemerintah Ukraina mengumumkan mulai tahun depan akan membuka lokasi Chernobyl, yang menjadi tempat kecelakaan nuklir pada 1986, untuk kunjungan wisata. Pihak berwenang memastikan kontrol ketat terhadap turis, untuk menghindari terpapar radiasi tingkat tinggi saat berwisata ke Chernobyl.
Reaktor nuklir di Chernobyl, Ukraina, meledak pada 26 April 1986 pukul 01:23:40 waktu setempat. Insiden tersebut merusak reaktor seberat 2.000 ton ini dan menyebarkan radioaktif 400 kali lebih banyak dari pada bom Hiroshima. Lebih dari 200.000 km persegi dari wilayah Eropa terkontaminasi dan tak kurang dari 600.000 orang terkena radiasi.
Setelah bencana itu, pihak berwenang segera mengumumkan lokasi ini terlarang karena tingkat radiasinya yang tinggi. Namun, peneliti kemudian menemukan beberapa area di dalam radius 30 km di sekitar reaktor hanya terkena radiasi dalam tingkatan yang rendah. Selain itu, material radioaktif menurun seiring waktu dan beberapa di antaranya segera menghilang setelah ledakan.
Beberapa area lain masih merupakan zona berbahaya, seperti lokasi pembuangan limbah radioaktif, daerah dekat reaktor yang sudah hancur, dan Red Forest yang merupakan hutan dengan banyak cemara merah yang mati karena radiasi ledakan Chernobyl. Sesium (Cs) radioaktif, strontium (Sr), dan plutonium (Pu) juga masih ditemukan. Plutonium diprediksi masih akan ada dalam jangka waktu lama, karena unsur kimia ini perlu ribuan tahun untuk rusak.
“Kunjungan turis akan dikontrol dengan ketat, sehingga risiko radiasi menjadi tidak berarti. Turis tidak akan bisa mengunjungi lokasi dengan level radiasi yang tinggi. Pengunjung akan aman dari sudut pandang radiasi, karena mereka tidak akan bebas pergi ke manapun mereka suka,” kata Vadim Chumak dari Pusat Penelitian untuk Pengobatan Radiasi di Ukraina. Turis juga tidak akan diberi makanan dari area ini.
Menurut Chumak wisatawan akan diizinkan mengunjungi kota Chernobyl, melihat sarkofagus berisi sisa-sisa reaktor yang sudah rusak, mendekat ke pembangkit nuklir, memberi makan ikan lele besar dari kolam dekat pembangkit nuklir, dan mengunjungi kota dekat Chernobyl,  Prpyat, yang dievakuasi saat insiden terjadi. “Radiasi di Pripyat relatif tinggi. Tapi dengan waktu yang terbatas, dosis kumulatif dapat dipertahankan di level sangat rendah,” cetus Chumak. Jika melakukan kunjungan kembali, turis juga akan diberi dosimeter pribadi untuk mengukur tingkat radiasi mereka.
Pembukaan Chernobyl untuk wisata ini adalah salah satu cara pemerintah Ukraina meningkatkan perekonomian. Misalnya, menurut Chumak, fans sepakbola yang menonton Piala Eropa pada 2012 yang akan digelar di Ukraina dan Polandia kemungkinan tertarik melakukan kunjungan sampingan ke Chernobyl. Berani ke sana?
Sumber: Live Science