Yohanes Surya gagas pusat riset neurosains di Indonesia

By , Selasa, 21 Desember 2010 | 09:13 WIB

Yohanes Surya menggagas terciptanya pusat riset neurosains kelas dunia di Indonesia, INRI (Indonesia Neuroscience Research Institute).
Gagasan itu diungkapkan Yohanes ketika bertemu dengan Irawan Satriotomo, MD, Ph.D., ilmuwan neurosains yang kini staf pengajar dan peneliti di University of Wisconsin, Madison, Amerika Serikat, di International Summit 2010 Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional. Ia menjajaki kemungkinkan Irawan untuk terlibat dalam program yang dicanangkannya.
"Saya berencana untuk mendirikan perguruan tinggi yang nantinya akan berkonsentrasi pada tiga hal, yakni energi, pendidikan dan life science. Sekarang sedang tahap pembangunan gedungnya," ungkap Yohanes yang kini masih aktif membina Tim Olimpiade Fisika Indonesia.
Yohanes mengatakan bahwa ia ingin memberikan wadah bagi para ilmuwan yang sekarang berada di luar negeri dan ingin kembali ke Indonesia. Dengan adanya wadah tersebut, ilmuwan bisa tetap berkarya di dalam negeri. INRI akan jadi wadah itu.
Irawan menjelaskan, institut tersebut akan dibangun untuk melakukan penelitian-penelitian untuk mengatasi masalah neurosains, seperti penyakit degeneratif macam stroke dan jantung. "Ini adalah mimpi besar yang mungkin akan tercapai di tahun 2012," ungkapnya.
Ia menjelaskan, "Saat ini, banyak dokter yang ketika lulus lalu mengambil spesialis. Dengan adanya lembaga riset itu, kita ingin mengajak dokter untuk menekuni riset kedokteran sehingga nanti terwujud penanganan pasien yang berdasarkan hasil riset."
"Nantinya, saya juga akan melakukan seleksi terhadap sumber daya yang akan berperan di sini. Kita akan memilih sumber daya yang benar-benar kompeten, terdiri dari para peneliti yang telah diakui di dunia internasional," jelas Irawan.
Irawan menjelaskan, kesuksesan proyek INRI akan tergantung pada sumber daya, dana dan regulasi pemerintah. Lembaga yang dikatakannya bisa menelan dana minimal Rp 10 miliar per tahun itu akan sangat tergantung pada keleluasaan yang diberikan pemerintah bagi ilmuwan untuk melakukan riset.
Saat ini, Irawan tengah menyusun proposal pendirian INRI. Yohanes telah mengomunikasikan tentang konsep universitas yang akan dibangun dan Irawan pun menyampaikan konsep pusat risetnya. Mereka mengatakan kalau sumber dana telah siap.
Pemilihan bidang neurosains sendiri dianggap cocok dengan kondisi epidemologi Indonesia saat ini, terutama di wilayah urban. Banyak penyakit degeneratif yang menyerang populasi, menyebabkan beberapa anggota masyarakat harus lari ke luar negeri untuk melakukan pengobatan. (Yunanto Wiji Utomo)