Tikus berkicau hasil rekayasa genetika

By , Kamis, 23 Desember 2010 | 09:05 WIB

Ilmuwan di Jepang melakukan rekayasa genetika sehingga tikus percobaan di laboratorium mereka bisa berkicau seperti burung. Bagaimana penemuan ini bisa membantu memahami asal mula bahasa manusia?

Tim peneliti dari University of Osaka tersebut mengaku sudah melakukan persilangan gen pada tikus-tikus beberapa generasi. Setiap tikus yang lahir diperiksa satu per satu untuk menemukan perbedaan. "Suatu hari kami menemukan tikus yang 'bernyanyi' seperti burung," kata Arikumi Uchimura yang memimpin studi. Tim Uchimura mengaku terkejut. "Kami cuma mengharapkan perbedaan fisik," katanya lewat telepon kepada Discovery News. Saat ini mereka memiliki 100 tikus yang bisa berkicau untuk penelitian lanjutan.
Video tikus itu dapat dilihat di http://youtu.be/yLu37VvCozw.
Uchimura dan timnya berharap bisa menemukan petunjuk mengenai evolusi bahasa manusia. Di beberapa negara, ada penelitian-penelitian yang mempelajari suara burung, seperti burung pipit, untuk membantu menemukan asal mula bahasa manusia. Uchimura menganggap penelitian menggunakan tikus lebih baik daripada burung. "Tikus adalah mamalia. Struktur otaknya lebih mirip dengan manusia," jelasnya.
Peneliti di Osaka mencari tahu efek tikus berkicau tersebut pada tikus normal dengan menempatkan tikus hasil rekayasa genetika itu di grup tikus normal. Hasilnya, tikus normal yang tumbuh bersama tikus berkicau lebih sedikit mengeluarkan suara ultrasonik. Ini bukti kalau metode komunikasi menyebar dalam grup, seperti logat.
Tikus berkicau bersuara lebih keras ketika diletakkan pada lingkungan baru atau ketika tikus jantan diletakkan satu tempat dengan tikus betina. "Mungkin ungkapan emosi atau kondisi tubuh tertentu," Uchimura menerka.
Uchimura berharap ada evolusi tikus lewat rekayasa ini. "Saya tahu ini konyol, tapi saya berharap membuat Mickey Mouse suatu hari nanti," Uchimura menegaskan cita-citanya.
Sumber: Discovery News