Ilmuwan di Uni Emirat Arab, pada tahun lalu, berhasil menciptakan 50 hujan badai di Al Ain, Abu Dhabi, wilayah gurun yang sangat kering.
Para ilmuwan yang bekerja pada Seikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan, Presiden Uni Emirat Arab dan pemimpin Abu Dhabi tersebut bekerja sama dengan perusahaan asal Swiss, Metro System International, yang dipimpin Helmut Fluhrer dan Max Planck Institute for Meteorology, salah satu lembaga riset atmosfer utama dunia.
Fluhrer mengatakan, "Kami mengoperasikan teknologi pembuat hujan, yang disebut Wheaternec, di daerah Al Ain, Abu Dhabi. Kami memulainya Juni 2010 dan telah membuat beberapa hujan."
Menurut para ilmuwan, kebanyakan hujan berhasil diciptakan pada Juli-Agustus. Para ilmuwan mengkalim bahwa hujan tersebut merupakan hujan pertama yang berhasil diciptakan dalam kondisi langit yang benar-benar cerah.
Untuk menciptakan hujan, para ilmuwan menggunakan lima pengion raksasa yang berbentuk mirip penutup lampu. Pengion digunakan untuk menghasilkan medan muatan negatif sehingga bisa membentuk awan. Selain pengion, ada 20 pengemisi yang bisa mengirim ion pembentuk awan ke atmosfer. Pengemisi itu telah dinyalakan selama empat bulan tahun lalu, saat kelembapan atmosfer mencapai 30 persen atau lebih.
Beberapa ilmuwan meragukan keberhasilan proyek ini. Pasalnya, Abu Dhabi terletak di pantai. Biasanya wilayah tersebut bisa mengalami hujan musim panas, dipicu kelembaban udara yang lebih tinggi akibat arus laut yang hangat.
Namun, para ilmuwan yang menjalankan proyek ini tetap yakin. Profesor Peter Wilderer dari Technical University of Munich, yang menyaksikan secara langsung, tetap percaya pada hasil penelitian.
"Kami melakukan langkah besar untuk meningkatkan ketersediaan air tawar untuk semuanya," kakta Wilderer. (Yunanto Wiji Utomo)