Fasilitas pembuatan anggur tertua ditemukan

By , Rabu, 12 Januari 2011 | 10:54 WIB

Tim ilmuwan dari UCLA memastikan kalau fasilitas pembuatan minuman anggur yang ditemukan di Armenia merupakan tempat produksi anggur tertua yang pernah ditemukan.

Berdasarkan analisis radiokarbon yang dilakukan oleh UC Irvine dan Oxford University, fasilitas itu diperkirakan berasal dari 4100 SM, 1.000 tahun lebih tua daripada  temuan serupa yang sebelumnya dianggap tertua. "Untuk pertama kalinya juga kami menemukan gambaran arkeologi lengkap tentang produksi anggur 6.100 tahun yang lalu," ujar Gregory Areshian dari Cotsen Institute of Archaeology, UCLA.
Fasilitas itu ditemukan di Areni-1, sebuah kompleks gua di lembah pertemuan antara Gunung Little Caucasus dengan bagian utara Gunung Zagros, dekat perbatasan Armenia bagian selatan dengan Iran. Penelitian yang juga didukung oleh National Geographic Society tersebut dipicu oleh temuan biji anggur purba pada tahun 2007. Ekspedisi akhirnya dilanjutkan sampai September dan diakhiri dengan temuan tangki pembuatan anggur.
Bersamaan dengan tangki, para anggota ekspedisi juga menemukan baskom dan satu set peralatan minum komplet. Baskom cetek itu terbuat dari tanah liat, berukuran 3 kali 3,5 kaki. Baskom tersebut dikelilingi lingkaran tebal yang kemungkinan diisi jus. Baskom diposisikan agar dapat mengalirkan jus ke dalam tangki. 
Para ilmuwan yakin kalau baskom merupakan tempat pemerasan anggur, meskipun mereka tidak menemukan alat yang dipakai untuk menghancurkan anggur. Tapi itu bukan masalah bagi mereka. "Sudah jelas anggur dihancurkan dengan cara diinjak. Cara yang juga dilakukan di California," kata Areshian.
Di atas baskom, para ilmuwan menemukan segenggam biji anggur, ampas anggur yang sarinya sudah diperas, jamur, dan lusinan tanaman anggur kering. Setelah melakukan pengujian, mereka menemukan kalau anggur tersebut adalah spesies Vitus vinifera, spesies anggur yang masih dipakai untuk membuat minuman.
Tangkinya sendiri memiliki tinggi 2 kaki dan bisa menampung sekitar 15 galon cairan. Di sekitar tangki, mereka menemukan pigmen tanaman malvidin. Pigmen tersebut sebetulnya bisa saja berasal dari buah delima yang banyak didapati di daerah itu. Tapi, karena di lokasi tersebut tidak ditemukan adanya buah delima, ilmuwan yakin kalau tangki itu digunakan untuk pembuatan anggur.
Dugaan semakin kuat karena pada 4100 SM belum ada cara untuk menyimpan jus tanpa permentasi. "Dengan volume seperti ini, jus yang tidak difermentasi akan cepat asam. Jadi isinya pasti anggur," tegas Areshian.
Satu set peralatan minum yang ditemukan terdiri dari gelas silinder yang diduga berasal dari tanduk hewan. Mangkuknya sendiri terbuat dari tanah liat.