Komposer Frédéric Chopin adalah seorang penderita epilepsi. Demikian hasil penelitian yang dilakukan oleh ahli radiologi dan ahli saraf dari Spanyol.
Hasil analisis para peneliti, Chopin sering mengalami halusinasi dan gejala lain yang merujuk pada epilepsi. Analisis ini menambah daftar diagnosis kesehatan yang pernah dituduhkan pada Chopin: mulai dari gangguan mental yang mengakibatkan perubahan suasana hati dengan cepat hingga penyakit paru-paru TB.
Temuan ini menyediakan pandangan baru terhadap kehidupan manusia berbakat yang hidupnya singat--Chopin meninggal pada usia 39 tahun.
Menurut Manuel Várquez Caruncho, ahli radiologi di Xeral-Calde Hospital Complex di Lugo, Spanyol, "Khayalan-khayalan yang dimiliki Chopin dianggap wujud dari jiwa yang peka dan romantisme. Tapi, kami mengacuhkan sifat romantisnya dan kami bisa memahami pria itu."
Chopin lahir pada tahun 1810, dan hampir sepanjang hidupnya ia bermasalah dengan kesehatan akibat masalah pernapasan dan demam. Dia kurus, batuk-batuk, dan sering mengalami infeksi paru-paru. Kondisi paru-paru dipastikan penyebab kematian Chopin. Tapi, berdasarkan biografi dan surat-surat Chopin, Várquez menemui beberapa deskripsi mengenai kejang-kejang. Sebelumnya, gejala ini tidak pernah disebutkan.
Dari situ, ahli radiologi ini mencari cerita dan catatan tentang Chopin yang berkaitan dengan gejala epilepsi. Pada sebuah surat kepada anak perempuan novelis George Sand, Chopin bercerita kalau ia pernah meninggalkan ruangan secara tiba-tiba ketika memainkan Sonata in B flat minor dalam sebuah konser di tahun 1848. "Aku melihat makhluk terkutuk keluar dari pianoku yang terbuka separuh pada sebuah malah di Carthusian," tulisnya.
Várquez Caruncho mengamati adanya pola berkaitan gejala tersebut. Gejala itu terjadi dalam hitungan detik hingga menit dan Chopin mengingat halusinasinya secara detail. Penglihatannya itu, yang sering terjadi malam hari dan disertai demam, membuat Chopin terputus dari dunia nyata.
Akan tetapi, karena Chopin tidak mendengar suara-suara aneh dan kondisi mentalnya stabil, peneliti menganggap Chopin tidak menderita skizofernia, kelainan bipolar, dan kelainan jiwa lainnya. Demikian studi yang diterbitkan Várquez dan ahli saraf Fransisco Brañas Fernández di jurnal Medical Humanities. Mereka juga membuang kemungkinan migrain dan keracunan akibat pengobatan.
Mereka menyimpulkan epilepsi sebagai penyebab. Epilepsi dapat menimbulkan halusinasi visual yang diakibatkan oleh ketakutan, kecemasan, kurang tidur, dan depresi.
Chopin bukanlah orang terkenal pertama yang menderita epilepsi. Joan of Arc dan Vincent Van Gogh didiagnosis dengan penyakit tersebut. (Stephanie Silitonga, Sumber: Discovery News)