Komik Sie Djin Koei diterbitkan lagi

By , Minggu, 30 Januari 2011 | 11:47 WIB

Komunitas Masyarakat Tjerita Silat (Tjersil) serta Komunitas Komik Indonesia bekerja sama dengan Mal Ciputra Jakarta meluncurkan kembali komik legenda Sie Djin Koei karya pelukis Otto Swastika atau Siaw Tik Kwie.Semula kisah ini hanya dapat dinikmati dalam bentuk serial komik bersambung yang dipublikasikan di rubrik beberapa majalah dan harian, di antaranya harian Sin Po dan Star Weekly. Penerbit Keng Po juga sempat menerbitkan komik pendek yang bersumber dari kedua harian itu.Pemerhati cerita silat Sutrisno Murtiyoso yang hadir dalam acara peluncuran menuturkan, karya ini tepatnya adalah karya gabungan dari tiga orang. "Tidak semata-mata Otto Swastika. Sebab komik tidak hanya gambar saja.Tanpa teks aslinya tidak akan ada cerita apa-apa. Nah, terjemahan teks dikerjakan Oey Kim Tiang dengan salah seorang tim redaksi Star Weekly, dalam hal ini, Auwyong Peng Koen," ungkapnya.Komik Sie Djin Koei, yang naskah aslinya terbit 1912, bercerita mengenai seorang jenderal pada zaman Dinasti Tang, saat Kaisar Taizong berkuasa. Kisah kepahlawanan Jenderal Sie Djin Koei sering dijadikan lakon pada teater dan wayang potehi. Di Indonsia, kisah Sie Djin Koei diadaptasi ke dalam bahasa Jawa dan dikenal dengan nama Pangeran Joko Sudiro.Menurut Woro Retno Mastuti dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, di Nusantara terdapat banyak transformasi dari cerita-cerita Tionghoa, sebagai bagian dari proses akulturasi budaya Tionghoa di Jawa. Woro sendiri telah 10 tahun terjun ke penelitian kisah-kisah sastra Tionghoa-Jawa ini."Sie Djin Koei memiliki berbagai judul. Sejauh ini ada 53 naskahnya, dan 90 persen itu anonim, tanpa nama pengarang. Juga tidak memiliki tanggal terbit maupun nama penyadur," katanya. Ia menduga, pertama kali kisah ini diperdengarkan secara lisan turun temurun, barulah lalu ditulis menjadi naskah.Woro menyambung lagi, hingga saat ini masih banyak naskah Tionghoa-Jawa yang menunggu untuk dialihaksarakan dan diterjemahkan. Naskah-naskah tersebar di seluruh penjuru Pulau Jawa: Jakarta, Depok, Yogya, Solo, Surabaya. Naskah-naskah juga terdapat di luar negeri, seperti di  Leiden, Koln, Berlin, dan Paris.