Naskah peninggalan Tionghoa-Jawa tersebar di seluruh dunia

By , Jumat, 4 Februari 2011 | 09:37 WIB

Naskah-naskah asli warisan kebudayaan Tionghoa-Jawa saat ini tersebar pada sejumlah tempat, baik di nusantara maupun luar negeri.
Woro Mastuti, peneliti naskah dan karya sastra China-Jawa di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, merinci tepatnya naskah berada di kota Jakarta, Depok, Yogya, Solo, dan Surabaya. Di luar negeri, naskah berada di beberapa tempat, seperti Leiden (Belanda), Köln, Berlin (Jerman), dan Paris (Prancis).
Woro telah 10 tahun meneliti naskah kuno China-Jawa ini. Ia menuturkan bahwa ada berbagai faktor yang menyebabkan naskah-naskah ini bisa tersebar di beberapa tempat, "antara lain karena sengaja dibeli dari kolektor, juga bisa karena memang diserahkan atau dihadiahkan pemiliknya pada perpustakaan setempat ketika dirasa mereka tidak mampu menyimpan dan memelihara," kata Woro. "Pemilik itu belum tentu penulis, sebab sifatnya turun temurun," lanjut Woro.
Naskah di luar negeri, khususnya di Leiden, terbawa pada masa pemerintah Belanda di Jawa. Sementara di Berlin, naskah berasal dari seorang kolektor Jerman, yang setelah meninggal dunia, meminta koleksinya ini diboyong oleh perpustakaan Berlin. "Untuk yang di Paris milik pribadi. Dibeli oleh seorang peneliti, Claudine Salmon, ketika berada di Jawa. Demikian juga halnya yang di Köln, dibeli untuk perseorangan," ia menyampaikan.
Menurut Woro pula, hingga saat ini tidak ada niat pemerintah untuk mengumpulkan kembali dan membawa pulang naskah-naskah yang berada di luar. "Kalau menurut saya mungkin baik juga tidak usah dibawa balik, di Indonesia kita tidak bisa merawat," tukasnya beropini.
FIB UI sendiri sekarang menyimpan 21 naskah China-Jawa. Menurut informasi yang didengarnya, di daerah Kediri dan Malang terdapat banyak peranakan Tionghoa yang masih menyimpan naskah peninggalan. Sayangnya harus dilakukan pendekatan terlebih dulu kepada mereka untuk mengetahui bagaimana nasib dari naskah-naskah itu.
Selain naskah, pusaka peninggalan orisinal China di Jawa lainnya adalah tombak, lukisan, guci, keramik, serta koin. Jika menelusuri kelenteng di Jawa, dengan mudah akan menemukan pusaka-pusaka tersebut. Di samping itu banyak pula peninggalan yang sudah merupakan hasil akulturasi, seperti wayang dan kain batik.