Tanaman di Borneo bertahan hidup dari kotoran kelelawar

By , Senin, 7 Februari 2011 | 12:35 WIB

Kelangsungan hidup tanaman karnivora di Borneo tergantung pada kotoran kelelawar.
Tanaman kantung Nepenthes rafflesiana, yang juga pemakan serangga, mendapatkan nutrisi penting dari hasil pembuangan kelelawar Hardwicke.
Hubungan antara kelelawar Hardwicke dan tanaman kantung Nepenthes rafflesiana di Brunei ini merupakan simbiosis mutualisme karena bukan hanya tanaman kantung saja yang diuntungkan. Kelelawar memperoleh perlindungan dengan bertengger di daun tanaman yang bundar. "Di luar perkiraan. Hasil ini mengejutkan," kata pemimpin studi T. Ulmar Grafe yang juga seorang ilmuwan di Unversity Brunei Darussalam.
Hubungan keduanya pertama kali ditemukan saat salah seorang siswa Grafe mendapati kelelawar di dalam kantung N. rafflesiana. Saat dikeluarkan, kelelawar tersebut hidup dan sehat. "Rupanya sedang tidur di dalam kantung," kata Grafe.
Padahal, N. rafflesiana merupakan tanaman karnivora yang menjebak serangga agar jatuh ke dalam kantung. Serangga yang masuk secara perlahan dicerna dengan enzim yang ada di dasar kantung.
Tim peneliti memasang kelelawar dengan alat pemancar lalu melepaskannya kembali ke alam. Mereka mengumpulkan tanaman berkantung yang dipilih kelelawar. Para peneliti juga mencari tanaman berkantung yang tidak digunakan kelelawar sebagai perbandingan.
Tanaman yang digunakan kelelawar memiliki nitrogen lebih banyak di daun daripada tanaman yang tidak digunakan. Kotoran yang dibuang kelelawar selama bertengger berkontribusi 34 persen dar seluruh nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Demikian laporan studi yang diterbitkan pada 26 Januari di Biology Letters. (Sumber: National Geographic News)