Spesies laba-laba yang menyukai bau kaus kaki manusia kemungkinan bisa dimanfaatkan untuk mengendalikan malaria. Pasalnya, laba-laba tersebut adalah predator nyamuk Anopheles.
Pada sebuah penelitian yang dilakukan di Kenya, bau kaus kaki manusia yang sudah dipakai ternyata menarik bukan hanya bagi nyamuk tapi juga bagi laba-laba. Nyamuk tertarik pada bau itu karena mereka bisa menggunakannya untuk melacak manusia sebagai korbannya. Sementara laba-laba tertarik pada bau yang sama untuk memangsa nyamuk.
Riset terdahulu menemukan bahwa nyamuk Anopheles gambiae, penyebar parasit malaria, sangat tertarik pada bau manusia. Di sisi lain, para ilmuwan juga menemukan spesies laba-laba pelompat Evarcha culicivora yang menjadikan nyamuk Anopheles sebagai mangsa utamanya. Menurut ahli biologi laba-laba, Fiona Crossat dari University of Canterbury, Selandia Baru, Evarcha culicivora merupakan satu-satunya predator yang secara khusus memangsa nyamuk penghisap darah.
Cross bersama timnya kemudian melakukan eksperimen di sebuah laboratorium di Kenya untuk menguji hipotesisnya dengan menggunakan satu kaus kaki bersih dan satu kaus kaki yang sudah dipakai selama 12 jam. Ternyata ke 109 laba-laba Evarcha culicivora yang mereka uji -- jantan maupun betina, tua maupun muda -- semuanya tertarik pada ruang dengan kaus kaki yang sudah bau.
"Temuan laba-laba yang menyukai bau manusia belum pernah terjadi sebelumnya dan bisa membuka jalan baru untuk mengendalikan populasi nyamuk malaria," ujar Cross seperti dikutip Live Science. Meski serangga ini bukan kunci utama pemberantasan malaria, namun Cross melihatnya dengan optimistis sebagai salah satu kepingan teka-teki malaria yang bisa dimanfaatkan di masa depan dan tersedia gratis di alam.
(Sumber: Live Science)