Pemerintah Jepang saat ini tengah bergerak cepat mengevaluasi dampak dan kerugian materi dari gempa serta tsunami yang terjadi Jumat (11/3).
Seorang pejabat di Kementerian Keuangan mengungkapkan, pemerintah Jepang akan menggunakan dana cadangan (discretionary funds) sebesar USD12 miliar untuk penanganan bencana gempa yang menghancurkan kota di tepi pantai utara dan pesisir timur Jepang. Bank of Japan, yang merupakan bank sentral, juga berniat mengucurkan dana untuk stabilisasi perekonomian pasca gempa dan tsunami tersebut.
Dikhawatirkan denyut perekonomian ikut terhambat akibat gempa. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga dilaporkan turun. Indeks berada pada titik terendah di 3.513,09 setelah pasar menerima laporan gempa dahsyat itu.Daerah yang terkena bencana itu meliputi prefektur Miyagi, Fukushima, Ibaraki, Iwate, dan Chiba. Jumlah korban belum pasti sebab diperkirakan akan masih terus bertambah. Hingga Sabtu pagi, diketahui jumlah korban tewas mencapai 400 orang lebih. Berdasarkan Japan Times, Gubernur Yoshihiro Murai dari prefektur Miyagipun telah meminta bantuan dari personel pasukan bela diri Jepang untuk mengatasi dampak bencana gempa dan tsunami.
Sementara PBB siap membantu dengan mengirimkan sebanyak 30 Tim SAR Internasional. Tim Penilaian dan Koordinasi Bencana PBB, memang biasa disebar ke negara-negara di seluruh dunia untuk membantu pencarian korban dengan menggunakan bantuan anjing pelacak. Selain itu, tim ini juga dilengkapi dengan tim medis yang bagi para korban bencana. "Kami siap untuk membantu dalam kasus seperti ini," kata Elisabeth Byrs dari Kantor PBB untuk Koordinasi Bantuan Kemanusiaan seperti dilansir Reuters di Jenewa, Swiss, hari ini. (Reuters/AP/Kontan)