Para pengunjung objek wisata Candi Borobudur diwajibkan mengenakan kain sarung bermotif batik khusus.
"Demi pelestarian serta konservasi candi," kata Pujo Suwarno, Manajer Umum PT Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB), Selasa (15/3), mengenai tujuan pemakaian sarung saat mengelilingi candi Buddha yang dibangun sekitar abad ke-8 tersebut.
PT TWCB sudah mempersiapkan sekitar 10 ribu lembar kain sarung batik untuk dikenakan para wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara, saat naik candi di antara aliran Kali Elo dengan Progo itu. Suwarno juga sudah mempersiapkan dua pos dengan total sekitar 40 petugas yang akan membantu wisatawan pengunjung waktu mengenakan sarung sebelum naik candi dan melepaskan saat mereka meninggalkan pelataran candi. TWCB menyiapkan satu orang petugas untuk mendampingi setiap 30 wisatawan selama berkeliling. "Ternyata memakai sarung batik saat di candi menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan," ujar Suwarno.
Pelaksanaan program yang disebut "sarungisasi" yang sudah diuji coba pada Februari hingga Mei 2010 ini bertepatan dengan pemberlakuan pendampingan pengunjung selama di Candi Borobudur, sebagai bagian dari penataan manajemen kunjungan di Borobudur, yang mencakup di antaranya pengaturan bagi alur pengunjung dan waktu kunjungan.