20% Reaktor Nuklir Ada di Wilayah Rawan Gempa

By , Kamis, 17 Maret 2011 | 07:16 WIB

Berdasarkan data World Nuclear Association (WNA), 20 persen dari 440 reaktor nuklir komersial yang kini dioperasikan di berbagai belahan dunia berada di wilayah rawan gempa. 
Beberapa dari 62 reaktor yang kini masih di dalam konstruksi juga berada di zona rawan gempa, bersama dengan 500 unit yang sedang dalam upaya pengembangan, terutama di negara berkembang cepat.
Banyak kalangan industri tenaga nuklir mengatakan bahwa hal tersebut bukanlah masalah. Pembangunan reaktor dikatakan telah memperhitungkan faktor tersebut. Berdasarkan WNA, reaktor telah didesain untuk bisa bertahan dengan gempa terbesar yang diprediksikan bisa terjadi di wilayah pembangkit listrik tenaga nuklir dibangun.
Namun, seismolog meragukan perhitungan yang telah dibuat oleh para perancang PLTN. Terutama menyangkut gempa yang di luar prediksi, seperti gempa bermagnitud 9 yang terjadi di Jepang Jumat lalu. Seismolog mengatakan, peristiwa tersebut kadang hanya terjadi sekali dalam seratus tahun, namun rekaman sejarah tentangnya sangat kurang.
Berkaitan dengan kejadian di Jepang, seismolog United State Geological Survey (USGS) yang memiliki spesialisasi patahan dan di dekat Jepang Ross Stein mengatakan, "Jepang kurang memperhitungkan besarnya gempa yang mungkin terjadi di wilayah tersebut." Ia mengatakan, seharusnya dibuat evaluasi lagi tentang perkiraan magnitud gempa maksimum yang bisa terjadi di seluruh area.
Berdasarkan Global Seismic Hazard Map, reaktor Jepang berada dalam wilayah yang berisiko "sangat tinggi" dan "tinggi" dari ancaman gempa pada setengah abad mendatang. Berdasarkan rekaman sejarah dan geologi, teknologi tinggi saat ini menunjukkan indeks kekuatan gempa di permukaan Bumi (Peak Ground Acceleration/PGA) yang wilayah itu bisa alami dalam 50 tahun mendatang dengan kemungkinan 10 persen. (Yunanto Wiji Utomo)