Pada umumnya, bayi dan anak balita tergolong mudah terserang penyakit selesma. Meski tergolong ringan, jangan juga mengabaikan penyakit ini.
Penyakit selesma bisa berkembang menjadi penyakit saluran pernapasan yang lebih berat, seperti bronkiolitis, bronkitis, pneumonia, asma, pharyngitis, tonsilitis, dan sinusitis. Sebab virus ini, jika tidak tertangani dengan baik akan mengakibatkan infeksi sekunder.
Daya tahan tubuh bayi dan balita yang terhitung rentan adalah alasan mereka sering menjadi sasaran empuk penyakit ini. Dalam setahun diperkirakan seorang bayi atau balita bisa terkena selesma sampai 6-9 kali.
Gejala yang paling sering timbul adalah batuk, pilek ringan, hidung tersumbat, kadang-kadang disertai demam, sakit kepala, dan nyeri otot.
Bayi berusia kurang dari 6 bulan yang terkena selesma sering kesulitan bernapas karena lubang hidung tersumbat. Mengingat bayi belum dapat membuang ingus sendiri, tindakan yang bisa kita lakukan adalah membersihkan ingusnya dengan lap lembut atau mengisap hidung bayi supaya lendir keluar dari hidungnya.
Saat ini, sudah tersedia alat pengisap lendir sebagai alas bantu. Apabila suhu badan anak meningkat, sebaiknya berikan baju yang longgar dan tipis, supaya panas tubuhnya mudah keluar. Selain itu, anak juga diberi minum yang banyak supaya panas tubuhnya turun dan mengurangi sakit di bagian tenggorokan.
(Sumber: Kumpulan Artikel Kesehatan FK Unhas)