Rasa lapar bisa memengaruhi laba-laba dalam memilih pasangan kawin.
Perubahan cuaca dan lingkungan dapat mengakibatkan kelangkaan bahan makanan. Dampaknya ternyata berhubungan dengan kecenderungan pemilihan pasangan dan reproduksi serangga, khususnya laba-laba.
Untuk mengamati sejauh mana rasa lapar memengaruhi laba-laba betina dalam memilih pasangan beserta tingkat agresivitasnya, para peneliti University of Cincinnati melakukan studi terhadap laba-laba serigala betina (Schizocosa ocreata), jenis laba-laba yang sering ditemui di Kanada dan timur Amerika. Laba-laba serigala betina terkenal mempunyai potensi agresivitas tinggi, bahkan cenderung kanibalistik saat didekati laba-laba jantan yang berupaya memikatnya.
Ada tiga kondisi laba-laba betina yang diamati, laba-laba yang cukup makan, laba-laba yang kelaparan dalam waktu yg belum terlalu lama, dan laba-laba yang kelaparan dalam waktu lama. Ketiganya menunjukkan perilaku yang berbeda.
Secara umum, laba-laba jantan berbadan besar dengan jumbai kaki yang besar paling diminati laba-laba betina, baik yang kenyang maupun yang kelaparan. Laba-laba jantan itu juga lebih terhindar dari kemungkinan dikanibal oleh laba-laba betina. Dengan begitu, kemungkinan peningkatan populasi laba-laba jantan berkualitas yang "menarik" ini pun semakin tinggi.
"Hasil studi ini menunjukkan laba-laba betina yang lapar mengubah kecenderungannya. Mereka lebih memilih kawin dengan laba-laba jantan yang disukainya dan memangsa yang tidak diminatinya," terang George Uetz, profesor biologi di University of Cincinnati.
Menurut Uetz, studi ini memberikan indikasi terhadap apa yang akan terjadi apabila perubahan lingkungan memengaruhi sumber makanan pada populasi hewan. Sekaligus membawa titik cerah mengenai efek yang mungkin terjadi pada preferensi pemilihan pasangan kawin dalam jangka pendek maupun jangka panjang saat sumber makanan langka serta potensi dinamika populasinya dalam jangka panjang.
Sumber: Science Daily