Di Uruguay, laba-laba betina justru dimangsa laba-laba jantan--kebalikan dari kondisi yang biasa terjadi.
Riset yang dilakukan Dr. Anita Aisenberg bersama para ahli biologi dari Clemente Estable Institute of Biological Research menemukan satu spesies laba-laba yang memiliki kebiasaan bertolak belakang dari laba-laba lainnya: sang jantan justru menjadi pemangsa si betina.
Para peneliti itu telah melakukan pengamatan terhadap Allocosa brasiliensis, laba-laba yang aktif pada malam hari (nokturnal) yang biasa ditemukan di pantai Samudera Atlantik di daerah Amerika Selatan serta di tepian sungai yang berbukit pasir.
Studi yang awalnya mempelajari spesies laba-laba itu sebagai indikator kondisi habitat daerah pesisir justru menemukan fakta menarik yang tidak mereka temukan pada spesies laba-laba lainnya. Laba-laba Allocosa brasiliensis jantan justru berperan sebagai pemangsa laba-laba Allocosa brasiliensis betina yang biasanya bertubuh lebih besar.
Laba-laba jantan menunggu laba-laba betina yang sedang mencari pasangan kawin dalam lubang persembunyian. Hasil pengamatan menunjukkan, laba-laba jantan cenderung untuk memilih laba-laba betina yang lebih muda, lebih produktif dan masih perawan untuk dikawini. Sementara laba-laba betina yang lebih tua dan kurang produktif akan dimangsa.
Keputusan untuk memangsa atau mengawini laba-laba betina tampaknya bersumber pada kemungkinan untuk bereproduksi yang lebih tinggi.
Lingkungan yang menjadi habitat Allococa brasiliensis sendiri sangat tidak stabil dan mangsa bagi laba-laba di daerah ini tidak menentu. Selain itu, daerah ini juga bertemperatur tinggi dengan hembusan angin yang kuat. Faktor inilah yang diyakini Dr. Aisenberg turut berperan dalam perubahan perilaku pada Allococa brasiliensis. (Sumber: Physorg)