Indonesia dan Jepang menjalin kerja sama untuk meningkatkan kemampuan para penelitinya dalam memprediksi bencana.
Sejak tahun 2009, Lembaga Ilmu Pengetahun Indonesia (LIPI) sudah menjalin kerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA). Menurut Prof. Dr. Hery Harjono, Direktur Proyek LIPI-JICA, kerja sama tersebut dibingkai dalam tema “Multi-diciplinary Hazard Reduction from Earthquake and Volcanoes in Indonesia.”
“Tujuan utama kerjasama itu adalah untuk meningkatkan kemampuan peneliti kedua negara dalam memprediksi bencana dan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana gempa bumi, tsunami dan gunung berapi,” jelasnya. Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk memperkuat kerjasama antara peneliti kedua negara dalam pengurangan risiko bencana.
Kerja sama penelitian yang telah berjalan selama dua tahun ini akan berakhir pada 2012. Selama kerja sama berlangsung, telah banyak hasil penelitian yang diperoleh terutama yang berkaitan dengan gempa bumi dan gunung api. Beberapa diantaranya adalah letusan Merapi, gempa Mentawai pada Oktober 2010, dan gempa Jepang pada Maret 2011.
Hery mengatakan peristiwa yang terjadi di Indonesia dan Jepang merupakan pembelajaran yang bisa menambah pengetahuan akan karakter deformasi bumi yang terkait dengan pelepasan energi, baik melalui aktivitas gunung api maupun gempa bumi. “Sebagai salah satu contoh, gempa Mentawai yang belum lama terjadi digolongkan dalam klasifikasi 'slow earthquake' di mana getaran tidak begitu terasa sehingga masyarakat menganggap tidak akan terjadi tsunami,” tambahnya.