Amerika Serikat Kirim Tengkorak Suku Dayak

By , Rabu, 18 Mei 2011 | 21:24 WIB

Pemerintah Amerika Serikat membongkar penyelundupan lima tengkorak manusia berukir yang diyakini milik Suku Dayak di Kalimantan dan berasal dari abad ke-18 dan ke-19. Tengkorak itu telah diserahkan kepada Pemerintah Indonesia pada Senin (16/5) lewat sebuah upacara di Konsulat Jenderal RI di New York.
Benda-benda purbakala tersebut akan dibawa oleh Konsul Protokol dan Konsuler KJRI-New York Abraham FI Lebelauw dan dijadwalkan tiba di Jakarta pada Rabu (18/5). Hari berikutnya, kelima tengkorak Dayak tersebut akan diserahkan ke Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata oleh Kementerian Luar Negeri.
Upaya penyelundupan lima benda purbakala Suku Dayak itu digagalkan setelah para petugas US Customs and Border Protection (CBP) menindaklanjuti kecurigaan mereka terhadap sebuah paket yang mereka periksa di kantor pos di Newark, New Jersey, Agustus 2010. Paket tersebut mencantumkan Bali, Indonesia, sebagai alamat pengirim. Pernyataan yang melekat di paket mencurigakan itu menyebutkan bahwa barang-barang yang ada dalam paket nilainya tidak lebih dari US$5.
Para agen HSI New York kemudian melakukan investigasi terhadap asal-muasal pengiriman serta melakukan pemeriksaan terhadap perkiraan nilai tengkorak-tengkorak, yang masing-masing memiliki ukiran dengan ciri khas tertentu. Perkiraan diperlukan karena menurut peraturan bea impor AS, setiap pengiriman benda dengan nilai lebih dari US$2,000 harus disertai dengan pernyataan yang jelas.
Ahli spesialis jual-beli benda seni yang ditunjuk HSI untuk melakukan penilaian secara independen terhadap kelima tengkorak ternyata menyebutkan nilai yang jauh berbeda. Setiap tengkorak dengan ukiran unik itu disebutkan memiliki nilai antara US$3,000 dan US$4,800.
Tengkorak-tengkorak tersebut akhirnya disita oleh HSI karena nilai totalnya sekitar US$20,000. HSI juga memutuskan kelima tengkorak diserahkan kepada Pemerintah Indonesia.
"Pengembalian benda seni yang unik, bernilai seni, dan sangat berharga bagi rakyat Indonesia ini mengingatkan akan nilai penting benda-benda bersejarah dan warisan budaya, yaitu bahwa nilainya jauh lebih besar daripada harga yang bisa disebutkan dalam dolar dan sen," kata Forman.
Forman mengatakan, saat ini investigasi masih terus dilakukan dalam upaya mengungkap pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam kasus pengiriman barang-barang purbakala tersebut ke AS. (Jimmy Hitipeuw)