Ancaman kekeringan terburuk dalam 200 tahun terakhir tengah melanda China. Fokus kekeringan parah saat ini terjadi di lima provinsi bagian selatan dan tengah China, yakni Provinsi Hunan, Hubei, Jiangxi, Anhui, dan Shanghai. Menurut Kantor Pusat Bantuan Pengendalian Banjir Negara dan Kekeringan, sebanyak 3,29 juta orang penduduk dan 950.000 ternak di lima provinsi itu terkena dampak dari kekurangan air yang mengakibatkan menyusutnya air sungai serta danau tersebut.Bagi Provinsi Hunan di China tengah, bencana kekeringan ini telah berimbas kepada 1,11 juta orang. Pemerintah Provinsi Hunan mengalokasikan dana 310 juta yuan atau sekitar 47,8 juta dolar AS untuk membantu atasi kekeringan, termasuk dengan cara menggali sumur baru dan memompa air dari daerah lain ke daerah ini. Tingkat ketinggian air di tempat penampungan air Hunan menurun 30 persen di bawah level normal. Debit air Sungai Neijing pada provinsi tetangga Hunan, Hubei, juga surut drastis. Sementara di Provinsi Jiangsu yang terletak berbatasan dengan Anhui, lebih dari 2000 kapal terpaksa dicegah tidak berlayar, akibat tingkat air di Beijing-Hanzhou Grand Canal yang terlalu rendah.Di Shanghai kekeringan amat buruk. Sejak awal tahun, curah hujan hanya sekitar 132,9 mm sejak awal tahun. Ini tercatat sebagai curah hujan terendah sejak 1873, sebut laporan rilis yang dikeluarkan oleh Shanghai Municipal Meteorological Bureau sejak Senin (30/5).Oxfam, sebuah lembaga di London, Inggris, menganjurkan untuk penggunaan dana pencegahan perubahan iklim pada perdagangan bahan pokok. Sebab kekeringan ini akan menambah tekanan pada harga bahan makanan pokok. "Harga pangan naik 180 persen di 2030 dan permintaan dapat naik hingga 70 persen sampai 2050," jelas Oxfam. (Sumber: China Daily, Reuters, Climate Progress)