Kura-kura Australia Terancam Perubahan Iklim

By , Senin, 4 Juli 2011 | 10:15 WIB

Kura-kura Elusor macrurus (kura-kura sungai mary), yang hanya terdapat di kawasan sungai di Australia, terancam punah jika suhu meningkat terus-menerus. Hal tersebut mengemuka pada konferensi Society for Experimental Biology Annual yang digelar 3 Juli 2011, peneliti dari University of Queensland menyebutkan.Pada studi yang dilakukan, para peneliti menginkubasi telur kura-kura dalam suhu 26, 29, dan 32 derajat Celcius. Hasilnya, bayi kura-kura yang berasal dari inkubator bersuhu paling tinggi mengalami penurunan kemampuan berenang paling parah dan lebih memilih beraktivitas di perairan dangkal.Menurut peneliti, kombinasi antara efek psikologis dan perilaku ini memiliki dua konsekuensi bagi peluang mereka untuk mampu bertahan hidup. “Perairan dalam tidak hanya menyediakan perlindungan bagi bayi-bayi kura-kura itu dari predator mereka, tetapi juga merupakan tempat bagi mereka untuk  menemukan pasokan makanan,” kata Mariana Micheli-Campbell. Sementara itu, “Bayi kura-kura yang memiliki kemampuan berenang jelek yang hanya berada di sekitar permukaan tidak mempu mencari makan dan terancam ditangkap oleh burung pemangsa,” ucap Micheli-Campbell.Temuan ini sangat mengkhawatirkan. Pasalnya, para pengamat cuaca memperkirakan, dalam beberapa dekade ke depan, sarang-sarang di kawasan tersebut akan mencapai suhu 32 derajat.Seperti diketahui, kura-kura sungai mary sudah tercantum dalam daftar hewan yang terancam punah dan populasinya mengalami penurunan drastis dalam beberapa dekade terakhir. Beberapa faktor penyebabnya adalah pencurian telur, perburuan liar terhadap hewan tersebut, serta banyaknya predator baru yang datang ke kawasan seperti rubah dan anjing.“Belum diketahui apakah perubahan iklim telah berkontribusi terhadap penurunan populasi kura-kura,” kata Micheli-Campbell. “Tetapi dari penelitian, dipastikan bahwa kenaikan suhu merupakan ancaman bagi spesiens ini di masa depan,” ucapnya. (Sumber: Science Daily)