Hari ini masyarakat Bali yang beragama Hindu tengah mempersiapkan Hari Raya Galungan yang jatuh besok Rabu (6/7). Berbagai kegiatan dilakukan di masing-masing rumah dan melibatkan seluruh anggota keluarga. Hari Galungan merupakan perayaan atas kemenangan darma (kebenaran) melawan adarma (keburukan). Menurut penanggalan Bali, hari raya Galungan jatuh setiap hari Rabu Kliwon wuku Dungulan. Saat Galungan digelar upacara sakral yang bertujuan untuk menghadirkan kekuatan spiritual, agar manusia dapat membedakan dorongan hidup yang baik dan buruk, dan senantiasa dapat menegakkan kebaikan.Sehari sebelum Galungan merupakan hari Penampahan Galungan, hari ketika umat Hindu Bali mempersiapkan sesaji dan memotong hewan sebagai simbolisasi atas upaya membunuh sifat-sifat kebinatangan dalam diri manusia. Di hari ini pula setiap keluarga membuat penjor yang dipasang di depan rumah. Penjor merupakan ungkapan terima kasih ummat atas kemakmuran yang dilimpahkan Ida Sang Hyang Widi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa.Kesibukan lain yang juga tampak dalam setiap rumah menjelang Galungan adalah membersihkan dan menghias merajan (pura keluarga). Seperti yang tampak di kediaman Nyoman Sukarya, Jembrana, Bali. Sedari pagi Sukarya beserta istri dan anak-anaknya tampak bersemangat menyiapkan segala sesuatunya. Sang istri menyelesaikan sesaji dan menyelesaikan pekerjaan dapur dengan dibantu anak perempuannya, sedangkan anak laki-lakinya membantu Sukarya membuat penjor dan membersihkan merajan."Ini sudah menjadi rutinitas menjelang Galungan. Semua seperti sudah tahu apa yang harus dilakukan, jadi tidak perlu disuruh-suruh lagi anak-anak sadar sendiri kewajibannya," kata Sukarya.Hari raya Galungan yang jatuh setiap 210 hari sekali sebenarnya memiliki banyak rangkaian, baik sebelum maupun sesudahnya. Persiapan menjelang Galungan sudah dimulai sejak enam hari sebelum Galungan, yaitu pada hari yang disebut Sugihan Jawa (Kamis Wage wuku Sungsang). Kemudian lima hari sebelum Galungan disebut Sugihan Bali (Jumat Kliwon wuku Sungsang). Dua hari sebelum Galungan disebut Penyajaan Galungan (Senin Pon wuku Dungulan), dan sehari sebelum Galungan disebut Penampahan Galungan (Selasa Wage wuku Dungulan). Sehari setelah Galungan masih ada hari Manis Galungan (Kamis Umanis wuku Dungulan), kemudian dua hari setelahnya disebut hari Pemaridan Guru (Sabtu Pon wuku Dungulan).