Talut Air Peninggalan Kerajaan Mataram Islam Ditemukan

By , Kamis, 7 Juli 2011 | 13:30 WIB

Tim Ekskavasi Dinas Kebudayaan Provinsi DIY kembali menemukan situs bersejarah berupa struktur bangunan air sepanjang 4 meter di Desa Kerto, Kecamatan Pleret, Bantul, Yogyakarta, di depan rumah seorang warga bernama Misbakhul Munir (80 tahun). Talut air tersebut diperkirakan peninggalan Keraton Kerto yang berdiri pada zaman Mataram Islam.
Selain talut air, tim juga menemukan kerang serta artefak yang berupa fragmen gerabah dan keramik dari China. Menurut Koordinator Lapangan Ekskavasi Rully Andriadi, kareng adalah bukti adanya endapan air. "Sepertinya tempat tersebut adalah bekas kolam keraton," Rully menduga-duga. Sementara itu, temuan lain berupa artefak menjadi bukti adanya hunian dan aktivitas manusia.
Sebulan sebelumnya Rully dan timnya menemukan situs bersejarah berupa konstruksi benteng sisi selatan Keraton Pleret berupa batu bata merah yang terkubur hingga 1,5 meter. Keraton Kerto dan Pleret adalah bagian Kerajaan Islam yang saat ini menjadi kawasan cagar budaya. Kawasan ini mempunyai  nilai sejarah tinggi karena memiliki banyak peninggalan arkeologi Hindu, Buddha, Islam, serta kolonial Belanda.
Sejak tahun 2005, penelitian dilakukan untuk menemukan posisi asli, tata ruang, dan komponen keraton. Rully mengaku kesulitan melacak bukti-bukti sejarahnya. "Selain sudah dihuni perkampungan penduduk, jejak kedua keraton juga sudah hilang karena berbagai peristiwa," kata Rully. Peristiwayang dimaksud meliputi pemberontakan pada masa Amangkurat I dan IV, pertempuran Diponegoro, serta penghancuran bangunan keraton untuk pabrik gula.
Arsip mengenai kedua keraton ini sangat minimal. Menurut Rully, bahkan Keraton Yogyakarta pun tidak memilikinya. Informasi mengenai Keraton Pleret dikumpulkan Rully lewat tulisan orang Belanda bernama Jan Vos yang dulu pernah berkunjung ke Pleret. "Semua tulisan itu ada di Belanda,” katanya.
Beberapa situs bersejarah yang sudah ditemukan adalah konstruksi benteng sebelah barat Keraton Pleret, artefak, situs Masjid Kauman Pleret, hingga makam istri Raja Amangkurat I. Benda-benda berserajah tersebut sebagian disimpan di Museum Pleret, Bantul, Yogyakarta.