Garebeg Selarong Kenang Perjuangan Pangeran Diponegoro

By , Senin, 11 Juli 2011 | 14:30 WIB

Ratusan warga Desa Guwosari, Bantul, Yogyakarta menggelar Garebeg Selarong pada Minggu (10/7) untuk mengenang perjuangan Pangeran Diponegoro serta mengucap  syukur pada Tuhan. Upacara ini sekaligus menjadi simbol menolak bala.
Salah satu prosesi upacara adalah perarakan membawa gunungan hasil Bumi dan nasi uduk dari Balai Desa Guwosari menuju Gua Selarong yang jaraknya kurang lebih 2 kilometer. Goa Selarong merupakan tempat pertama kali Diponegoro melakukan strategi awal melawan Belanda pada 21 Juli 1825.
Ketua Pelaksana Juremi menjelaskan setelah sampai di Gua Selarong, hasil bumi tersebut akan didoakan oleh para sesepuh dan dirayah atau disantap bersama oleh warga desa. "Sesaji yang dirayah itu nasi gurih, ingkung (ayam kampung utuh), hasil bumi seperti kacang panjang, wortel,serta jambu biji yang nantinya untuk obat demam berdarah bagi warga setempat," kata Juremi.
Tradisi setahun sekali ini sudah berlangsung sekitar tujuh tahun. Ada dua jenis garebeg, garebeg kecil yang diadakan setahun sekali, dan garebeg besar yang diadakan lima tahun sekali. Perbedaannya kedua garebeg terletak pada gunungan. Untuk garebeg besar ada 17 gunungan,sedangkan garebeg kecil ada 3 gunungan.
Selain mengadakan garebeg,seminggu sebelumnya,warga telah mengadakan festival jatilan untuk melestarikan kebudayaan lokal setempat.