Perlu ada upaya untuk mengatasi remaja-remaja yang putus sekolah. Upaya kecil yang dilakukan oleh masyarakat luas dan dilakukan dengan berkesinambungan dapat membawa perubahan besar. Demikian diucapkan oleh Herwidyatmo, Wakil Dirut Permata Bank saat peluncuran program "Unite for Education" (UfE) di Jakarta, Kamis (7/7).
Berdasarkan Kementerian Pendidikan Nasional di 2008, setiap tahunnya 1,5 juta remaja tidak dapat melanjutkan sekolah. Bahkan pada 2010, jumlah anak jalanan untuk daerah Jakarta saja sudah mencapai 4.000 anak (Bappenas).
Sementara itu, data tahun 2009 dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menunjukkan bahwa jumlah anak putus sekolah SD rata-rata 600.000 hingga 700.000 siswa per tahun. Sementara itu, jumlah anak putus sekolah SMP rata-rata 150.000 sampai 200.000 orang siswa setiap tahun.
Data BKKBN, di lain pihak, menyebut jumlah anak-anak putus sekolah tahun 2009 meningkat pesat dibandingkan jumlahnya pada 1996. Pada 1996, terdapat 1,7 juta siswa putus sekolah, sedangkan pada 2009, mencapai 11,7 juta siswa. Sebagian besar anak-anak tersebut berusia antara 7 hingga 15 tahun.
Berangkat dari dasar pemikiran itu, Permata Bank melalui PermataHati, program tanggung jawab sosial perusahaan yang berfokus di bidang pendidikan dengan tujuan memberikan kualitas kehidupan lebih baik bagi anak bangsa, berinisiatif menyelenggarakan program akbar bertajuk "Unite for Education" itu.
Mengawali UfE, PermataHati menggelar kegiatan Fun Bike bersama di kawasan Sarinah, Thamrin, Jakarta, Minggu (10/7). Hasil penjualan tiket kegiatan tersebut didonasikan bagi pendidikan anak jalanan dan anak-anak kurang mampu. Dalam hal ini Permata Bank menjalin kerja sama dengan Sanggar Anak Akar serta Red Nose Foundation.