Sungai Bawah Tanah Gunungkidul Tercemar E. coli

By , Kamis, 14 Juli 2011 | 09:45 WIB

Bakteri E. coli ditemukan sepanjang 15 kilometer di sungai bawah tanah di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Penyebaran bakteri ini dimulai dari hulu yang berada di kawasan Ponjong Tambakromo hingga hilir yang berada di kawasan Baron.
Bakteri penyebab penyakit ini baru saja ditemukan saat ekpedisi karst oleh Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) di Pegunungan Sewu yang berlangsung 10 hingga 15 Juli 2011. Menurut Bagus Yulianto, ahli gua dari Yayasan Acintya Cunyata, kadar bakteri E-Coli saat ini sudah berada di ambang batas. 
Melimpahnya bakteri ini diperkirakan akbit aktivitas manusia yang tidak benar, sedangkan penyebarannya disebabkan oleh kontur Gunungkidul yang berbukit dan berlembah. Bagus memberi contoh aktivitas manusia yang menyebabkan merebaknya E. coli. "Saat mereka membuat pembuangan tinja, mereka kurang memperhatikan tekstur alam. Ketika hujan, kotoran manusia ditambah kotoran ternak turun ke bawah permukaan tanah dan berkontak dengan sistem sungai bawah tanah. Kontak tersebut akhirnya menimbulkan pertumbuhan pesat bakteri ini."
“Penyebaran bakteri sebenarnya  sudah diketahui masyarakat sejak tahun 1982 lewat berbagai penelitian. Namun, masyarakat masih belum mengetahui latar belakang secara ilmiah tentang bakteri ini,”kata Bagus.
Bagus menjelaskan, E. coli  bisa menimbulkan berbagai penyakit, seperti gangguan sistem pencernaan, serangan jantung, tekanan darah tinggi, serta gangguan ginjal. Meski demikian, masyarakat sudah mengantisipasi keberadaan bakteri ini dengan memasak air hingga mendidih dan membiarkan dahulu selama 10 menit untuk mematikan bakteri.
Meskipun demikian, Bagus mengharapkan ada program terpadu untuk membantu pemahaman masyarakat tentang bahaya bakteri, kondisi alam, hingga aktivitas mereka terkait sanitasi masyarakat yang benar perlu dilakukan. “Kami sudah mulai melakukan uji coba tentang sanitasi masyarakat di  daerah Pucanganom Kecamatan Rongkop. Proyek ini baru tiga bulan ini berlangsung. Kalau ini berhasil, kami akan menerapkannya di daerah lain yang tercemar E-Coli,”kata Bagus.