Bangsal Kencana Keraton Yogyakarta dinilai layak untuk dipugar karena kondisinya sudah sangat parah. Bila tidak segera dipugar, bangsal Kencana Keraton akan membahayakan keselamatan pengunjung.
Kepala Dinas Kebudayaan DIY Djoko Dwiono menjelaskan, pada tahun ini Dinas Kebudayaan Yogyakarta sudah mengajukan bantuan dana ke pusat kurang lebih senilai 7 miliar rupiah untuk pemugaran keraton. Rencananya, tahun ke depan, pemugaran sudah dapat dilakukan dengan dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Pusat (APBN) tersebut.
Pria berkacamata itu menjelaskan, bangsal Kencana layak dipugar karena merupakan bangsal utama yang digunakan untuk upacara-upacara adat. Secara kasat mata bangsal ini terlihat masih kuat lantaran daya tahannya. Padahal kenyataannya, kondisi fisik bangsal ini dalam kondisi parah dan memprihatinkan. “Kalau tidak segera dipugar, bisa saja wisatawan yang berkunjung terkena reruntuhannya. Apalagi keraton ini adalah objek wisata yang sudah menjadi ikon Yogyakarta,”papar Djoko.
Pemugaran bangsal ini tidak dilakukan secara keseluruhan. Tim Dinas Kebudayaan DIY sudah melakukan pemeriksaan terhadap bagian yang perlu diperbaiki. Selain keraton Yogyakarta, pada tahun depan, bangsal Sewotomo di Keraton Paku Alaman Yogyakarta juga akan diperbaiki.
Sementara itu, pada 2011 ini, Dinas Kebudayaan DIY tengah melakukan pemugaran terhadap bangsal Ngeksigondo di Kaliurang Yogyakarta serta Masjid Kauman di Pleret. Pemugaran Bangsal Ngeksigondo, yang pernah menjadi tempat berlangsungnya Konferensi Meja Bundar, dilakukan terdampak erupsi Merapi. Hingga saat ini, proses pemugaran yang berlangsung kurang lebih 2,5 bulan ini hampir selesai. Dana pemugaran mencapai kurang lebih Rp300 juta.
Pertimbangan Dinas Kebudayaan untuk memugar bangunan cagar budaya didasarkan pada aspek kerusakan dan manfaat. Aspek manfaat tersebut meliputi nilai budaya, ekonomi, dan sejarah. "Sebenarnya banyak BCB di Yogyakarta yang layak dipugar. Sayangnya pemugaran harus terkendala karena terbatasnya dana dan minimnya informasi dari BCB itu sendiri. Ada sebuah studi kelayakan terlebih dahulu untuk memugar BCB di Yogyakarta,” kata Djoko.