Kemah budaya digelar oleh para pecinta kebudayaan untuk mencegah hilangnya budaya akibat globalisasi. Acara yang diikuti oleh pelajar setingkat SMA ini diharapkan menumbuhkan kecintaan anak-anak muda terhadap budaya lokal.
Sekitar 400 pelajar tingkat SMA dan santri di daerah Yogyakarta mengikuti kemah pelajar budaya dan santri di Bumi Perkemahan Kebun Buah Mangunan, Dlingo, Bantul, sepanjang 25 hingga 28 Juli mendatang. Koordinator Acara Didik Hartoko menjelaskan acara ini adalah bentuk keprihatinan atas budaya asli yang mulai tidak dikenal oleh generasi sekarang ini. “Kami ingin menumbuhkan kecintaan generasi penerus pada budaya asli ini lewat acara kemah budaya ini,” paparnya.
Pengemasan dibuat khusus agar tetap menarik bagi anak-anak muda. Dalam kemah, digelar berbagai lomba, seperti lomba pidato bahasa Jawa, lomba menyanyi lagu Jawa, cerdas cermat budaya, hingga lomba permainan tradisional seperti permainan egrang dan balap karung.
Ketua Kontingen SMK Diponegoro Sleman, Artawijaya mengaku sangat antusias mengikuti acara tersebut. "Budaya kesopanan pelajar DIY mulai luntur, seperti cara berpakaian dan cara bertutur," keluhnya.
Sementara itu, kemah budaya sebelumnya juga telah dilakukan bagi ratusan pelajar SMP dan SMA di Benteng Vredeburg Yogyakarta, Sabtu (23/7) lalu. Menurut panitia penyelenggara, Y. Khrisharianto, S.E, kemah budaya ini berorientasi pada penanaman dan pemahaman nilai budaya bangsa sesuai makna Bhineka Tunggal Ika.